Harga minyak melonjak pada hari Senin, menyusul penurunan tajam pada pekan sebelumnya di tengah kekhawatiran atas permintaan.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 3,5 dolar AS, atau 5,6 persen, menjadi menetap di 65,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 3,57 dolar, atau 5,5 persen, menjadi ditutup pada 68,75 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

"Harga minyak memulai perdagangan pada pekan yang baru dengan kenaikan yang signifikan, setelah pekan yang sangat suram yang membuat Brent dan WTI turun masing-masing 8 persen dan 9 persen - kerugian mingguan paling substansial dalam hampir sepuluh bulan," Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Senin.

Untuk pekan yang berakhir Jumat, patokan minyak mentah AS jatuh 8,9 persen, sementara Brent merosot 7,7 persen.

"Kami menganggap pelemahan harga ini berlebihan dan percaya hal itu lebih berkaitan dengan psikologi pelaku pasar daripada dengan penurunan data fundamental," kata Fritsch, dan menambahkan, dalam beberapa minggu mendatang akan terungkap apakah pembatasan perjalanan yang diberlakukan kembali di beberapa negara Asia-Pasifik, “akan benar-benar berdampak pada permintaan bahan bakar seperti yang ditunjukkan oleh kinerja harga minggu lalu."

Baca juga: Minyak turun, jenis WTI jadi 62,32 dolar/barel

Baca juga: Harga minyak merosot terbebani kasus COVID-19

Baca juga: Harga minyak anjlok meski persediaan AS turun

Pewarta: Biqwanto Situmorang

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021