Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani mengatakan bahwa situasi di Afghanistan tidak seburuk dugaan awal.
“Semua orang menduga akan terjadi pertumpahan darah apabila Taliban menguasai Kabul,” kata Abdul Kadir Jailani ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Jumat.
Hingga saat ini, belum terjadi baku tembak maupun tindakan yang menghancurkan Kabul secara masif. Meskipun demikian, Abdul Kadir juga menekankan bahwa bukan berarti situasi di Afghanistan saat ini baik-baik saja. Hanya lebih baik daripada perkiraan masyarakat.
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika ini mengatakan, Taliban berulang kali menegaskan bahwa mereka akan membentuk negara yang inklusif serta menjamin Hak Asasi Manusia (HAM), terutama hak-hak perempuan dan kelompok minoritas. Pernyataan tersebut, bagi Abdul, menunjukkan signal positif untuk masa depan Afghanistan.
“Yang menjadi persoalan adalah komitmen yang sampai hari ini kita belum tahu bagaimana realisasinya,” tutur mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada ini.
Bagi Abdul, dinamika di lapangan masih terlampau cair untuk mengambil simpulan. Oleh karena itu, salah satu langkah antisipasi yang diambil oleh Indonesia untuk memastikan keamanan warga negaranya adalah dengan melakukan evakuasi.
Keraguan atas komitmen Taliban juga dilatarbelakangi oleh belum terbentuknya pemerintahan yang jelas, sehingga arah perkembangan stabilitas Afghanistan pun masih berada dalam pemantauan.
“Saat ini kita masih mengharapkan Taliban memenuhi komitmennya, karena apabila stabilitas dan keamanan di Afghanistan masih terus negatif, tentunya akan berdampak pada Indonesia,” ucapnya.
Indonesia dengan aktif menjalin komunikasi bersama berbagai pihak yang berada di Afghanistan, baik perwakilan PBB di Afghanistan, Pemerintah Afghanistan, dan pihak lainnya, untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan kondisi di Afghanistan.
Peran aktif Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Afghanistan merupakan wujud komitmen negara dalam menjaga perdamaian dunia.
“Kita termasuk salah satu negara yang aktif dalam upaya perdamaian ini,” kata Abdul Kadir.
Baca juga: 26 WNI berhasil dievakuasi dari Afghanistan
Baca juga: Presiden Afghanistan Ghani dan keluarga berada di Uni Emirat Arab
Baca juga: Artikel - Benarkah Taliban Afghanistan telah berubah?
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
“Semua orang menduga akan terjadi pertumpahan darah apabila Taliban menguasai Kabul,” kata Abdul Kadir Jailani ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Jumat.
Hingga saat ini, belum terjadi baku tembak maupun tindakan yang menghancurkan Kabul secara masif. Meskipun demikian, Abdul Kadir juga menekankan bahwa bukan berarti situasi di Afghanistan saat ini baik-baik saja. Hanya lebih baik daripada perkiraan masyarakat.
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika ini mengatakan, Taliban berulang kali menegaskan bahwa mereka akan membentuk negara yang inklusif serta menjamin Hak Asasi Manusia (HAM), terutama hak-hak perempuan dan kelompok minoritas. Pernyataan tersebut, bagi Abdul, menunjukkan signal positif untuk masa depan Afghanistan.
“Yang menjadi persoalan adalah komitmen yang sampai hari ini kita belum tahu bagaimana realisasinya,” tutur mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada ini.
Bagi Abdul, dinamika di lapangan masih terlampau cair untuk mengambil simpulan. Oleh karena itu, salah satu langkah antisipasi yang diambil oleh Indonesia untuk memastikan keamanan warga negaranya adalah dengan melakukan evakuasi.
Keraguan atas komitmen Taliban juga dilatarbelakangi oleh belum terbentuknya pemerintahan yang jelas, sehingga arah perkembangan stabilitas Afghanistan pun masih berada dalam pemantauan.
“Saat ini kita masih mengharapkan Taliban memenuhi komitmennya, karena apabila stabilitas dan keamanan di Afghanistan masih terus negatif, tentunya akan berdampak pada Indonesia,” ucapnya.
Indonesia dengan aktif menjalin komunikasi bersama berbagai pihak yang berada di Afghanistan, baik perwakilan PBB di Afghanistan, Pemerintah Afghanistan, dan pihak lainnya, untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan kondisi di Afghanistan.
Peran aktif Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Afghanistan merupakan wujud komitmen negara dalam menjaga perdamaian dunia.
“Kita termasuk salah satu negara yang aktif dalam upaya perdamaian ini,” kata Abdul Kadir.
Baca juga: 26 WNI berhasil dievakuasi dari Afghanistan
Baca juga: Presiden Afghanistan Ghani dan keluarga berada di Uni Emirat Arab
Baca juga: Artikel - Benarkah Taliban Afghanistan telah berubah?
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021