Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpeluang menguat usai bank sentral Amerika Serikat The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.490 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.488 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini setelah dini hari tadi, bank sentral AS memberikan penegasan masih akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Menurut Ariston, pernyataan The Fed dini hari tadi memberikan arahan jelas bagi para pelaku pasar bahwa tingkat suku bunga tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat meskipun ekonomi AS sudah membaik saat ini.
The Fed masih mengkhawatirkan soal perkembangan kasus COVID-19 varian delta dan masih banyaknya warga yang belum mendapatkan pekerjaan. Sikap tersebut mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS.
"Di sisi lain, kasus COVID-19 yang masih meninggi di Tanah Air bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Di Indonesia, kasus baru COVID-19 masih relatif tinggi di mana terjadi penambahan 47.791 kasus baru COVID-19 pada Rabu (28/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,28 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 pun masih tinggi yaitu bertambah 1.824 kasus sehingga totalnya mencapai 88.659 kasus.
Meski demikian, sebanyak 2,64 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 558.392 kasus.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke area Rp14.450 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke area Rp14.500 per dolar AS.
Pada Rabu (28/7) lalu, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.488 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.493 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi melemah 2 poin
Baca juga: Kurs Rupiah menguat jelang pengumuman kebijakan bank sentral AS
Baca juga: Kurs Rupiah diperkirakan konsolidasi menunggu hasil pertemuan The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah pagi ini bergerak melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.490 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.488 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini setelah dini hari tadi, bank sentral AS memberikan penegasan masih akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Menurut Ariston, pernyataan The Fed dini hari tadi memberikan arahan jelas bagi para pelaku pasar bahwa tingkat suku bunga tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat meskipun ekonomi AS sudah membaik saat ini.
The Fed masih mengkhawatirkan soal perkembangan kasus COVID-19 varian delta dan masih banyaknya warga yang belum mendapatkan pekerjaan. Sikap tersebut mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS.
"Di sisi lain, kasus COVID-19 yang masih meninggi di Tanah Air bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Di Indonesia, kasus baru COVID-19 masih relatif tinggi di mana terjadi penambahan 47.791 kasus baru COVID-19 pada Rabu (28/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,28 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 pun masih tinggi yaitu bertambah 1.824 kasus sehingga totalnya mencapai 88.659 kasus.
Meski demikian, sebanyak 2,64 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 558.392 kasus.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke area Rp14.450 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke area Rp14.500 per dolar AS.
Pada Rabu (28/7) lalu, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.488 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.493 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi melemah 2 poin
Baca juga: Kurs Rupiah menguat jelang pengumuman kebijakan bank sentral AS
Baca juga: Kurs Rupiah diperkirakan konsolidasi menunggu hasil pertemuan The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021