Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) XIX/2021 untuk eksplorasi riset diadakan pada 28 Juni hingga 9 Juli 2021 dalam jaringan dan diikuti oleh 139 peserta yang tersebar di 23 provinsi di Tanah Air.
"PIRN ini merupakan salah satu bentuk wujud kiprah LIPI dalam pembinaan ilmiah yang sudah dimulai dari tahun 2001 diselenggarakan setiap tahun, namun sayangnya PIRN tahun lalu tidak bisa diselenggarakan karena COVID-19. Alhamdulillah tahun ini PIRN bisa kita laksanakan meskipun tidak tatap muka melainkan secara daring selama 10 hari," kata Pelaksana Harian (Plh) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono dalam Pembukaan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) 2021, Jakarta, Senin.
Sebanyak 139 peserta dari 23 provinsi yang bergabung dalam PIRN XIX tersebut terpilih dari 832 pendaftar yang tersebar dalam 34 provinsi di Indonesia. Peserta tersebut terdiri dari 18 siswa SMP/Sederajat, 72 siswa SMA/Sederajat, sembilan guru SMP/Sederajat, dan 40 guru SMA/Sederajat.
Melalui kegiatan PIRN, Agus mengajak para peserta untuk meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis dan inovatif dalam mengatasi permasalahan di lingkungan sekitar dan bangsa.
PIRN diselenggarakan untuk memberikan pemahaman mendasar mengenai metodologi penelitian ilmiah serta etika penelitian. PIRN XIX dapat diikuti guru dan siswa SMP, MTs, SMA, SMK dan MA sederajat.
Setelah batal dihelat di Temanggung, Jawa Tengah, pada 2020 akibat pandemi COVID-19, PIRN XIX 2021 dapat digelar secara virtual.
Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI sekaligus Penanggung Jawab Penyelenggaraan PIRN XIX Mila Kencana menuturkan kegiatan utama PIRN virtual antara lain meliputi pemberian materi metodologi penelitian dan pembimbingan karya tulis ilmiah.
Pelaksanaan PIRN akan dibagi dalam dua bidang keilmuan baik bagi siswa maupun guru, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPA-Tek) serta Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK).
PIRN virtual juga akan mengadakan kegiatan antara lain inspiring talk, science movie, dan workshop.
Dengan bimbingan dari para peneliti yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing, Mila berharap peserta PIRN akan tetap dapat menikmati keseruan mengeksplorasi riset meski secara virtual.
"Karena virtual, agenda kegiatan pun akan dikemas secara lebih menarik. Kami berharap semangat dan keseruan PIRN akan tetap dapat dirasakan oleh 139 peserta yang bergabung,” ujar Mila.
Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) merupakan kegiatan pembinaan ilmiah untuk siswa dan tenaga pendidik yang rutin diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setiap tahun.
Sejak 2001, PIRN berhasil diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain PIRN I di Tabanan, Bali; PIRN II di Malino, Sulawesi Selatan (2002); PIRN III di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur (2004); PIRN IV di Cibodas, Cianjur (2005); PIRN V di Mojokerto, Jawa Timur (2006); PIRN VI di Jepara, Jawa Tengah (2007).
Kemudian, PIRN VII di Tulungagung, Jawa Timur (2008); PIRN VIII di D.I. Yogyakarta (2009); PIRN IX di Bangka, Bangka Belitung (2010); PIRN X di Jombang, Jawa Timur (2011); PIRN XI di Bontang, Kalimantan Timur (2012); PIRN XII di Boyolali, Jawa Tengah (2013).
Selanjutnya, PIRN XIII di Wakatobi, Sulawesi Tenggara (2014); PIRN XIV di Tasikmalaya, Jawa Barat (2015); PIRN XV di Bengkulu (2016); PIRN XVI di Aceh Besar, Aceh (2017); PIRN XVI di Purbalingga, Jawa Timur (2018); dan PIRN XVII di Banyuwangi (2019).
Baca juga: BRIN dan LIPI luncurkan SRIKANDI untuk integritas data uji klinis
Baca juga: Dirut RSUI lakukan riset pertama obat klopidogrel di Tanah Air
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"PIRN ini merupakan salah satu bentuk wujud kiprah LIPI dalam pembinaan ilmiah yang sudah dimulai dari tahun 2001 diselenggarakan setiap tahun, namun sayangnya PIRN tahun lalu tidak bisa diselenggarakan karena COVID-19. Alhamdulillah tahun ini PIRN bisa kita laksanakan meskipun tidak tatap muka melainkan secara daring selama 10 hari," kata Pelaksana Harian (Plh) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono dalam Pembukaan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) 2021, Jakarta, Senin.
Sebanyak 139 peserta dari 23 provinsi yang bergabung dalam PIRN XIX tersebut terpilih dari 832 pendaftar yang tersebar dalam 34 provinsi di Indonesia. Peserta tersebut terdiri dari 18 siswa SMP/Sederajat, 72 siswa SMA/Sederajat, sembilan guru SMP/Sederajat, dan 40 guru SMA/Sederajat.
Melalui kegiatan PIRN, Agus mengajak para peserta untuk meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis dan inovatif dalam mengatasi permasalahan di lingkungan sekitar dan bangsa.
PIRN diselenggarakan untuk memberikan pemahaman mendasar mengenai metodologi penelitian ilmiah serta etika penelitian. PIRN XIX dapat diikuti guru dan siswa SMP, MTs, SMA, SMK dan MA sederajat.
Setelah batal dihelat di Temanggung, Jawa Tengah, pada 2020 akibat pandemi COVID-19, PIRN XIX 2021 dapat digelar secara virtual.
Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI sekaligus Penanggung Jawab Penyelenggaraan PIRN XIX Mila Kencana menuturkan kegiatan utama PIRN virtual antara lain meliputi pemberian materi metodologi penelitian dan pembimbingan karya tulis ilmiah.
Pelaksanaan PIRN akan dibagi dalam dua bidang keilmuan baik bagi siswa maupun guru, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPA-Tek) serta Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK).
PIRN virtual juga akan mengadakan kegiatan antara lain inspiring talk, science movie, dan workshop.
Dengan bimbingan dari para peneliti yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing, Mila berharap peserta PIRN akan tetap dapat menikmati keseruan mengeksplorasi riset meski secara virtual.
"Karena virtual, agenda kegiatan pun akan dikemas secara lebih menarik. Kami berharap semangat dan keseruan PIRN akan tetap dapat dirasakan oleh 139 peserta yang bergabung,” ujar Mila.
Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) merupakan kegiatan pembinaan ilmiah untuk siswa dan tenaga pendidik yang rutin diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setiap tahun.
Sejak 2001, PIRN berhasil diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain PIRN I di Tabanan, Bali; PIRN II di Malino, Sulawesi Selatan (2002); PIRN III di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur (2004); PIRN IV di Cibodas, Cianjur (2005); PIRN V di Mojokerto, Jawa Timur (2006); PIRN VI di Jepara, Jawa Tengah (2007).
Kemudian, PIRN VII di Tulungagung, Jawa Timur (2008); PIRN VIII di D.I. Yogyakarta (2009); PIRN IX di Bangka, Bangka Belitung (2010); PIRN X di Jombang, Jawa Timur (2011); PIRN XI di Bontang, Kalimantan Timur (2012); PIRN XII di Boyolali, Jawa Tengah (2013).
Selanjutnya, PIRN XIII di Wakatobi, Sulawesi Tenggara (2014); PIRN XIV di Tasikmalaya, Jawa Barat (2015); PIRN XV di Bengkulu (2016); PIRN XVI di Aceh Besar, Aceh (2017); PIRN XVI di Purbalingga, Jawa Timur (2018); dan PIRN XVII di Banyuwangi (2019).
Baca juga: BRIN dan LIPI luncurkan SRIKANDI untuk integritas data uji klinis
Baca juga: Dirut RSUI lakukan riset pertama obat klopidogrel di Tanah Air
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021