Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2021 mencapai Rp6.957,3 triliun atau tumbuh 11,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Likuiditas perekonomian atau M2 pada April 2021 tumbuh meningkat sesuai pola musiman di bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan peningkatan yang tumbuh 6,9 persen dibandingkan periode Maret ini terjadi pada seluruh komponen yaitu uang beredar sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham.
Erwin memaparkan pertumbuhan M1 pada April 2021 tercatat sebesar 17,4 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,8 persen (yoy).
Sedangkan, tambah dia, pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari sebesar 5,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya, menjadi 9,7 persen (yoy) pada April 2021.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, akselerasi M2 pada April 2021 disebabkan oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih, peningkatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat, serta perbaikan penyaluran kredit.
"Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih mencapai 10,7 persen (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 7,9 persen (yoy)," kata Erwin.
Demikian pula, ia mengatakan, pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tercatat sebesar 45 persen (yoy), atau lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya sebesar 42 persen (yoy).
Selain itu, Erwin memastikan kontraksi pertumbuhan kredit mulai membaik, atau tercatat sebesar minus 2,4 persen (yoy) pada April 2021, tidak sedalam minus 3,7 persen (yoy) pada Maret 2021.
Baca juga: Uang beredar RI pada Maret 2021 tercatat Rp6.888 triliun
Baca juga: BI: Uang beredar pada Februari 2021 tumbuh 11,3 persen capai Rp6.810,5 triliun
Baca juga: Tumbuh positif, uang beredar pada Januari 2021 menjadi Rp6.761 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Likuiditas perekonomian atau M2 pada April 2021 tumbuh meningkat sesuai pola musiman di bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan peningkatan yang tumbuh 6,9 persen dibandingkan periode Maret ini terjadi pada seluruh komponen yaitu uang beredar sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham.
Erwin memaparkan pertumbuhan M1 pada April 2021 tercatat sebesar 17,4 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,8 persen (yoy).
Sedangkan, tambah dia, pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari sebesar 5,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya, menjadi 9,7 persen (yoy) pada April 2021.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, akselerasi M2 pada April 2021 disebabkan oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih, peningkatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat, serta perbaikan penyaluran kredit.
"Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih mencapai 10,7 persen (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 7,9 persen (yoy)," kata Erwin.
Demikian pula, ia mengatakan, pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tercatat sebesar 45 persen (yoy), atau lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya sebesar 42 persen (yoy).
Selain itu, Erwin memastikan kontraksi pertumbuhan kredit mulai membaik, atau tercatat sebesar minus 2,4 persen (yoy) pada April 2021, tidak sedalam minus 3,7 persen (yoy) pada Maret 2021.
Baca juga: Uang beredar RI pada Maret 2021 tercatat Rp6.888 triliun
Baca juga: BI: Uang beredar pada Februari 2021 tumbuh 11,3 persen capai Rp6.810,5 triliun
Baca juga: Tumbuh positif, uang beredar pada Januari 2021 menjadi Rp6.761 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021