Bandung, 5/10 (ANTARA) - Kelesuan produksi benih ikan mas di kawasan Bandung Selatan akibat harga jual yang masih murah membuat sejumlah petani di kawasan itu beralih mengembangkan ikan koi.

"Harga ikan mas saat ini sekitar Rp7.000 per gelas. Sejak dulu belum naik, bahkan kadang turun hingga Rp6.000. Untuk itu kami mencoba budidaya ikan koi ternyata bisa lebih menguntungkan," kata Iyus, petani ikan di Pakutandang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Selasa.

Proses pembenihan ikan koi tidak jauh beda dengan ikan mas, kata dia, hanya diperlukan air yang lebih jenih. Setelah ikan menetas, petani membesarkannya di lahan sawah yang telah dipanen, atau dengan sistem mina padi.

"Harga ikan koi lebih mahal. Untuk sebesar ibu jari harganya bisa mencapai Rp2.500 per ekor, bila lebih besar bisa lebih mahal lagi," kata Iyus.

Meski demikian, kata dia, para petani lebih selektif memilih benih, dan hanya menggunakan benih unggul dengan strain yang masih bagus.

"Budidaya koi hanya selingan. Fokus utama tetap produksi benih ikan mas karena pasarnya sudah jelas, namun harganya tak beranjak naik," kata Iyus yang juga pengurus kelompok tani ikan di Ciparay.

Pembeli ikan koi biasanya berasal dari Kota Bandung dan beberapa daerah lainnya di Bandung dan Sumedang.

"Jumlah pembelian ikan koi memang tidak sebanyak benih ikan mas. Namun bagi petani ikan yang memiliki cukup banyak kolam bisa memeliharanya sebagai selingan," kata Iwa, peternak ikan.

Sementara itu penjualan benih ikan mas dari kawasan Bandung Selatan dilakukan ke kawasan Mengger dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Mereka juga memasok benih ikan ke petani jaring terapung di Waduk Cirata dan Jatiluhur.

"Kalau Waduk Saguling tidak lagi cocok untuk ikan mas, namun diganti patin, nila dan gurame. Benih ikan mas dipasok ke Cirata dan Jatiluhur," kata Awa.***2***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010