Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 14.815.666 jiwa telah menjalani vaksinasi COVID-19 dosis pertama hingga Sabtu pukul 12.00 WIB atau bertambah 209.335 orang dari hari sebelumnya.
Sementara yang mendapatkan vaksinasi dosis kedua bertambah 114.253 jiwa atau total menjadi 9.825.499 jiwa. Adapun target sasaran vaksinasi sebanyak 40.349.049 orang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong pemimpin negara-negara di dunia melakukan langkah nyata untuk mengatasi kesenjangan vaksin dan mewujudkan akses vaksin yang adil dan merata bagi semua negara.
"Saya harus kembali mengingatkan kita semua bahwa kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari COVID-19 jika semua negara juga telah pulih. No one is safe until everyone is," ujar Presiden.
Kepala Negara mengungkapkan bahwa di saat beberapa negara mulai melakukan vaksinasi bagi kelompok berisiko rendah, yakni anak-anak dan usia belia, hanya sebanyak 0,3 persen pasokan vaksin global yang tersedia bagi negara berpenghasilan rendah.
Menurutnya, kesenjangan tampak menjadi semakin nyata saat 83 persen pasokan vaksin global telah diterima negara-negara kaya, sementara 17 persen sisanya diterima negara-negara berkembang di mana terdapat di dalamnya 47 persen populasi dunia.
"Untuk itu kita harus melakukan langkah nyata yaitu, dalam jangka pendek, kita harus mendorong lebih kuat lagi doses-sharing melalui skema Covax Facility. Ini merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai," kata Presiden.
Baca juga: Cianjur genjot vaksinasi untuk 8.000 guru yang belum divaksin
Baca juga: Pelaku industri di Kabupaten Bekasi antusias sambut vaksinasi Gotong Royong
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Sementara yang mendapatkan vaksinasi dosis kedua bertambah 114.253 jiwa atau total menjadi 9.825.499 jiwa. Adapun target sasaran vaksinasi sebanyak 40.349.049 orang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong pemimpin negara-negara di dunia melakukan langkah nyata untuk mengatasi kesenjangan vaksin dan mewujudkan akses vaksin yang adil dan merata bagi semua negara.
"Saya harus kembali mengingatkan kita semua bahwa kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari COVID-19 jika semua negara juga telah pulih. No one is safe until everyone is," ujar Presiden.
Kepala Negara mengungkapkan bahwa di saat beberapa negara mulai melakukan vaksinasi bagi kelompok berisiko rendah, yakni anak-anak dan usia belia, hanya sebanyak 0,3 persen pasokan vaksin global yang tersedia bagi negara berpenghasilan rendah.
Menurutnya, kesenjangan tampak menjadi semakin nyata saat 83 persen pasokan vaksin global telah diterima negara-negara kaya, sementara 17 persen sisanya diterima negara-negara berkembang di mana terdapat di dalamnya 47 persen populasi dunia.
"Untuk itu kita harus melakukan langkah nyata yaitu, dalam jangka pendek, kita harus mendorong lebih kuat lagi doses-sharing melalui skema Covax Facility. Ini merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai," kata Presiden.
Baca juga: Cianjur genjot vaksinasi untuk 8.000 guru yang belum divaksin
Baca juga: Pelaku industri di Kabupaten Bekasi antusias sambut vaksinasi Gotong Royong
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021