Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup menguat di tengah kekhawatiran dampak pandemi COVID-19 terhadap pemulihan ekonomi global.

Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.273 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.283 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan, indeks dolar turun karena investor meningkatkan taruhan bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Selain itu ada kekhawatiran atas laju pemulihan global menyusul gejolak kasus Virus Corona di beberapa negara Asia," ujar Ibrahim.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di posisi 89,794, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,164.

Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kini berada di level 1,647 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,640 persen.

India masih terpukul oleh pandemi, di mana lebih banyak orang mengatakan skala krisis jauh lebih besar daripada yang diungkapkan angka resmi.

Sementara itu Forum Ekonomi Dunia membatalkan pertemuan tahunan yang rencananya akan diadakan pada Agustus ini di Singapura.

Investor akan beralih ke risalah dari pertemuan April The Fed untuk mendapatkan petunjuk soal pandangan pejabat tentang pemulihan dan bagaimana mereka mendefinisikan "sementara" dalam hal inflasi.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.300 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.273 per dolar AS hingga Rp14.312 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah menjadi Rp14.300 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.284 per dolar AS.

Baca juga: Kurs rupiah masih melemah tertekan kekhawatiran naiknya kasus COVID-19


 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021