Bandung, 7/8 (ANTARA) - Sidang tahunan ke-6 Islamic Development Bank (IDB) "Self Reliance in Vaccine Production (SRVP) Program" yang berlangsung 6-9 Agustus 2010 mendatang akan menghasilkan Resolusi Bandung berupa rumusan strategi pengembangan vaksin di negara-negara Islam.

"Resolusi Bandung merupakan dasar bagi negara Islam melakukan kerja sama menuju kemandirian vaksin, sekaligus mempererat kerja sama antarnegara anggota IDB," kata Ketua Delegasi IDB, Mohammed Ali Toure di Bandung, Sabtu.

Saat itu, rumusan resolusi yang akan menjadi pijakan strategis kemandirian pangan negara-negara Islam itu masih dalam pembahasan oleh perwakilan dari 12 negara peserta pertemuan itu.
Menurut Toure, kerja sama harus dikembangkan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mampu mengelola sumber daya alam yang cukup melimpah di negara-negara Islam di dunia.

Di lain pihak, Resolusi Bandung juga kemungkinan akan memuat perubahan strategi untuk mengatasi masalah anggoa IDB terkait rencana produksi vaksin di masa mendatang. Hal itu dimungkinkan karena anggota-anggota IDB, termasuk Indonesia terus melakukan inovasi pemanfaatan teknologi untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya alamnya.

"Sharing teknologi antar negara anggota IDB harus dilakukan sebagai sebuah strategi baru. Kerja sama itu merupakan kunci keberhasilan dari inisiatif kemandirian vaksin," katanya.

Sementara itu delegasi dari Mali, Saidou Tembely menyatakan, pihaknya menyambut baik inisiatif peningkatan kerjasama dan komunikasi dalam pengembangan dan mendorong kemandirian vaksin.

"Kami berharap pertemuan ini memberikan rumusan strategis untuk pengembangan vaksin, sharing teknologi dan pengalaman yang lain sangat penting untuk merealisasikan inisiatif ini," katanya.

Sementara itu Pimpinan Sidang Tahunan ke-6 IDB-SRVP yang juga Dirut PT Bio Farma, Iskandar menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan kepada negara-negara IDB untuk menuju kemandirian vaksin.

"Bio Farma siap mendukung pelatihan SDM untuk pengembangan vaksin di negara-negara anggota IDB," kata Iskandar.

Pada kesempatan itu, Iskandar memaparkan konsep pengembangan produksi vaksin perusahaan yang dipimpinnya yang melibatkan kalangan akademik, perusahaan dan pemerintah. Bahkan Bio Farma juga menyiapkan dana khusus untuk riset yang melibatkan peneliti dari perguruan tinggi di Indonesia.

"Kerja sama yang telah dilakukan Bio Farma berupa riset tiga vaksin virus dan tiga vaksin bakteri. Kami dorong penelitian di kampus berorientasi produksi, tak sebatas makalah penelitian saja," kata Dirut PT Bio Farma itu menambahkan.***4***
(U.S033/B/Y008/Y008) 07-08-2010 16:13:33

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010