Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hanifah Makarim mengatakan, sektor modest fashion salah satu yang tidak terlalu terdampak pagebluk, alasan mengapa tahun ini pemerintah tetap mengadakan program Modest Fashion Founders Fund 2021 agar jenama-jenama Tanah Air bisa tetap berkembang.

Hanifah mengatakan, terjun ke dunia digital merupakan sebuah keharusan di era saat ini. Kalau tidak, pelaku fesyen akan tertinggal dan sulit untuk bisa bersaing. Pemerintah juga senantiasa mendorong para pelaku usaha yang masih mengandalkan usaha luring, belum bergerak ke arah daring.

"Di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ada beberapa kedeputian, kita di sini kerja bersama untuk membuat brand yang masih belum menyentuh online," jelas Hanifah dalam diskusi daring, Selasa (23/2).



Bantuan yang diberikan meliputi pelatihan untuk memulai pemasaran digital hingga bagaimana ikut berpartisipasi dalam lokapasar demi menjangkau pembeli lebih luas. Pelatihan-pelatihan untuk merambah ke dunia digital dibuat agar pelaku usaha Tanah Air bisa mengandalkan teknologi untuk mendapat pemasukan. Apalagi dia yakin sebagian besar penjualan di era pandemi dilakukan secara daring.

"Ketika kita sudah bisa kembali normal, penjualan offline dan online bisa berjalan berbarengan," kata Hanifah.

Perancang busana Ria Miranda mengemukakan hal senada, dia berpendapat modest fashion di tengah pandemi lebih berkembang, dilihat dari banyak jenama busana muslim yang bermunculan.

"Perkembangannya pesat," kata Ria Miranda dalam bincang-bincang daring, Selasa (23/2).

Mampu beradaptasi dengan situasi yang dinamis serta memanfaatkan teknologi digital jadi salah satu kunci keberhasilan pelaku fesyen dalam bertahan di tengah pandemi. Ria Miranda yang karya-karyanya digemari komunitas loyal tetap mempertahankan kedekatan secara daring dengan rutin memanfaatkan platform media sosial maupun konferensi virtual.

Co-Founder #Markamarie & Modest Fashion Weeks Franka Soeria menegaskan, strategi meraih hati konsumen di tengah pandemi berbeda dari sebelumnya.

Mendekatkan diri dengan konsumen lewat interaksi dan mengobrol secara daring serta memanfaatkan berbagai platform media sosial lebih bisa diterima ketimbang promosi secara eksplisit. Dulu, pengusaha fesyen bisa mengundang ketertarikan lewat foto-foto produk yang cantik nan menarik. Tapi dunia terus berubah dan tren baru kian bermunculan. Maka, Franka menegaskan penting bagi pengusaha untuk memiliki tim yang melek dengan tren serta cara baru.

"Sekarang harus jadi teman (konsumen), baru berjualan lagi, itu cara baru digital. Bukan sekadar jualan, pasang di marketplace, ada banyak cara soft selling," jelas dia.

Berjualan tidak harus dilakukan secara kaku, ia menegaskan. Ketika memiliki sebuah jenama, pengusaha juga harus memiliki komunitas. Langkah pertama membentuk komunitas adalah berbicara dengan konsumen.

Baca juga: Sektor fesyen muslim potensial berkontribusi pada ekonomi Indonesia

Baca juga: UNIQLO gandeng Ayudia C rilis 50 gaya busana hijab elegan

Baca juga: Busana muslim sederhana dan berwarna pastel jadi tren 2020

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021