Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan dua perusahaan yang diduga melakukan penjualan beras impor Jasmine Rice di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kini tengah diproses oleh Bareskrim Polri.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan beras impor asal Vietnam dengan kemasan beras Jasmine telah diangkut oleh pihak Kepolisian dari Pasar Cipinang, Jakarta Timur.
"Barang beras yang sudah (rembes) di Pasar Cipinang sudah diambil Polisi, beserta karungnya. Yang kedua, dua pabrik atau dua perusahaan gudangnya sudah disegel atau police line dan dua perusahaan itu sudah diproses di Bareskrim," kata Suwandi dalam RDP yang digelar Komisi IV di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin.
Seperti diberitakan sebelumnya, rembesnya beras impor asal Vietnam jenis jasmine rice di Pasar Induk Beras Cipinang menimbulkan kekhawatiran bagi para pedagang.
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyatakan temuan beras Jasmine Rice dijual dengan harga relatif murah. Setelah kemasannya dibuka, ternyata beras tersebut merupakan beras premium biasa.
Dalam RDP tersebut, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi menjelaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero dan PT Sarinah mendapat tugas impor beras khusus.
Arief pun mengakui beras tersebut masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang. Namun hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Ditjen Tanaman Pangan Kementan.
"Beras khusus ini yang memang tidak diproduksi di Indonesia, seperti Basmati dan Jasmine Rice. Kemudian terjadi ada masuk sedikit di Pasar Induk Beras Cipinang. Saya sudah berkoordinasi dengan Dirjen Tanaman Pangan dan Menteri BUMN," kata Arief.
Arief menegaskan volume stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai di atas 32.000 ton, yang berarti stok tersebut dinilai aman memenuhi konsumsi pangan masyarakat. Dengan begitu, seharusnya tidak ada beras impor yang masuk ke PIBC.
"Artinya produksi beras lokal cukup sehingga memang kalau ada beras impor masuk ke sana dan itu bukan untuk hotel dan restoran untuk beras khusus, memang tidak di tempatnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan beras impor asal Vietnam dengan kemasan beras Jasmine telah diangkut oleh pihak Kepolisian dari Pasar Cipinang, Jakarta Timur.
"Barang beras yang sudah (rembes) di Pasar Cipinang sudah diambil Polisi, beserta karungnya. Yang kedua, dua pabrik atau dua perusahaan gudangnya sudah disegel atau police line dan dua perusahaan itu sudah diproses di Bareskrim," kata Suwandi dalam RDP yang digelar Komisi IV di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin.
Seperti diberitakan sebelumnya, rembesnya beras impor asal Vietnam jenis jasmine rice di Pasar Induk Beras Cipinang menimbulkan kekhawatiran bagi para pedagang.
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyatakan temuan beras Jasmine Rice dijual dengan harga relatif murah. Setelah kemasannya dibuka, ternyata beras tersebut merupakan beras premium biasa.
Dalam RDP tersebut, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi menjelaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero dan PT Sarinah mendapat tugas impor beras khusus.
Arief pun mengakui beras tersebut masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang. Namun hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Ditjen Tanaman Pangan Kementan.
"Beras khusus ini yang memang tidak diproduksi di Indonesia, seperti Basmati dan Jasmine Rice. Kemudian terjadi ada masuk sedikit di Pasar Induk Beras Cipinang. Saya sudah berkoordinasi dengan Dirjen Tanaman Pangan dan Menteri BUMN," kata Arief.
Arief menegaskan volume stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai di atas 32.000 ton, yang berarti stok tersebut dinilai aman memenuhi konsumsi pangan masyarakat. Dengan begitu, seharusnya tidak ada beras impor yang masuk ke PIBC.
"Artinya produksi beras lokal cukup sehingga memang kalau ada beras impor masuk ke sana dan itu bukan untuk hotel dan restoran untuk beras khusus, memang tidak di tempatnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021