Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun diprediksi bergerak variatif cenderung terkoreksi seiring pelemahan bursa saham global.
IHSG Rabu pagi dibuka menguat 15,95 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.052,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,6 poin atau 0,38 persen ke posisi 949,19.
"IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan peluang melemah pada perdagangan hari ini di tengah dominasi katalis negatif bagi pasar," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu.
Indeks Wall Street pada perdagangan Selasa (29/12) kemarin ditutup melemah. Indeks bursa regional Asia hari ini juga diperkirakan terkoreksi.
Pelaku pasar global mencemaskan lonjakan kasus COVID-19 di penghujung tahun ini. Hal tersebut menjadi katalis negatif di pasar.
Pelaku pasar juga menyikapi negatif sikap dari pemimpin mayoritas Senat AS Mitch McConnell yang menolak pertimbangan kenaikan bantuan langsung tunai (BLT) dari 600 dolar AS menjadi 2.000 dolar AS bagi tiap individu per minggu.
Sementara itu, senat Partai Republik menentang pembayaran langsung yang lebih besar meskipun ada tuntutan dari Presiden AS Donald Trump.
Sentimen positifnya datang dari Presiden terpilih AS Joe Biden yang berencana menggunakan UU Produksi Pertahanan atau Defense Production Act setelah resmi menjabat pada Januari 2021 mendatang, dengan tujuan meningkatkan produksi vaksin virus corona COVID-19.
Dari domestik, pemerintah Indonesia yang mengumumkan penutupan pintu masuk sementara bagi seluruh warga Negara Asing (WNA) bisa menjadi sentimen negatif di pasar saham.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 181,65 poin atau 0,66 persen ke 27.386,5, indeks Hang Seng naik 219,04 poin atau 0,82 persen ke 26.787,53, dan indeks Straits Times meningkat 7,94 atau 0,28 persen ke 2.856,08.
Baca juga: IHSG Rabu pagi dibuka menguat 15,95 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah tertekan aksi ambil untung
Baca juga: IHSG BEI berpeluang menguat didorong sentimen paket stimulus AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
IHSG Rabu pagi dibuka menguat 15,95 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.052,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,6 poin atau 0,38 persen ke posisi 949,19.
"IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan peluang melemah pada perdagangan hari ini di tengah dominasi katalis negatif bagi pasar," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu.
Indeks Wall Street pada perdagangan Selasa (29/12) kemarin ditutup melemah. Indeks bursa regional Asia hari ini juga diperkirakan terkoreksi.
Pelaku pasar global mencemaskan lonjakan kasus COVID-19 di penghujung tahun ini. Hal tersebut menjadi katalis negatif di pasar.
Pelaku pasar juga menyikapi negatif sikap dari pemimpin mayoritas Senat AS Mitch McConnell yang menolak pertimbangan kenaikan bantuan langsung tunai (BLT) dari 600 dolar AS menjadi 2.000 dolar AS bagi tiap individu per minggu.
Sementara itu, senat Partai Republik menentang pembayaran langsung yang lebih besar meskipun ada tuntutan dari Presiden AS Donald Trump.
Sentimen positifnya datang dari Presiden terpilih AS Joe Biden yang berencana menggunakan UU Produksi Pertahanan atau Defense Production Act setelah resmi menjabat pada Januari 2021 mendatang, dengan tujuan meningkatkan produksi vaksin virus corona COVID-19.
Dari domestik, pemerintah Indonesia yang mengumumkan penutupan pintu masuk sementara bagi seluruh warga Negara Asing (WNA) bisa menjadi sentimen negatif di pasar saham.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 181,65 poin atau 0,66 persen ke 27.386,5, indeks Hang Seng naik 219,04 poin atau 0,82 persen ke 26.787,53, dan indeks Straits Times meningkat 7,94 atau 0,28 persen ke 2.856,08.
Baca juga: IHSG Rabu pagi dibuka menguat 15,95 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah tertekan aksi ambil untung
Baca juga: IHSG BEI berpeluang menguat didorong sentimen paket stimulus AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020