Pemerintah telah mengambil langkah tegas dalam memerangi penyebaran virus corona di Indonesia, salah satunya lewat teknologi informasi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah menggandeng berbagai pihak dalam menghadirkan aplikasi yang berkontribusi dalam penanganan COVID-19, salah satunya PeduliLindungi.

Kominfo bersama Kantor Staf Presiden (KSP) juga meluncurkan aplikasi 10 Rumah Aman. Tidak hanya itu, Kominfo bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menghadirkan aplikasi Bersatu Lawan COVID19.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga menghadirkan aplikasi Satu Data Kesehatan, M-Health. Berikut aneka aplikasi teknologi informasi yang berkontribusi bagi penanganan COVID-19.

1. PeduliLindungi
Kominfo telah mengembangkan aplikasi buatan dalam negeri untuk melacak penyebaran virus corona yang dinamai PeduliLindungi pada pekan terakhir Maret 2020. Pada akhir Juni aplikasi tersebut bisa diunduh di Google Play Store, yang tidak lama setelahnya dapat pula diunduh Apple App Store.

Cara kerja PeduliLindungi dipasang di ponsel orang yang positif terjangkit COVID-19. Aplikasi ini memiliki fitur tracking, pelacakan, dapat melihat "log" pergerakan orang yang positif terinfeksi virus corona selama 14 hari ke belakang.

Berdasarkan hasil tracking dan tracing (penelusuran), aplikasi akan memberikan peringatan kepada nomor-nomor ponsel yang berada di sekitar pasien positif COVID-19 untuk segera melakukan protokol Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Aplikasi PeduliLindungi merupakan buatan Kominfo dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijalankan sepenuhnya Telkom Indonesia.

Kominfo juga menggandeng Gojek untuk memperluas akses ke aplikasi PeduliLindungi. Integrasi Gojek dengan PeduliLindungi sudah dimulai sejak 23 Juni lalu.

Belum lama ini, PeduliLindungi menambahkan layanan telemedis untuk membantu masyarakat memantau kesehatan. Kementerian bekerja sama dengan Good Doctor Technology dan GrabHealth untuk menyediakan layanan telemedis di aplikasi PeduliLindungi, yang bisa diakses sejak 18 Desember lalu.

Melalui kerja sama ini, layanan GrabHealth yang dibantu oleh Good Doctor bisa diakses melalui aplikasi PeduliLindungi, melalui menu "teledokter" yang tersedia selama 24 jam penuh.



2. 10 Rumah Aman
Pada akhir Maret, Kominfo bersama Kantor Staf Presiden (KSP) meluncurkan aplikasi berbasis komunitas bernama 10 Rumah Aman untuk memantau persebaran virus corona di lingkungan rumah.

Aplikasi 10 Rumah Aman merupakan bagian dari program Dasawisma yang diadakan PKK, dengan pendekatan memantau lingkungan sekitar yang terdekat dari rumah. Satu orang akan menjadi koordinator bagi beberapa rumah yang ada di sebelahnya, yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Aplikasi tersebut menyediakan berbagai fitur yang berkaitan dengan langkah pencegahan dan penanganan COVID-19 yang bisa dilakukan di tingkat masyarakat, misalnya pencatatan suhu tubuh secara berkala oleh komunitas.

3. Bersatu Lawan COVID-19
Pada April, Kominfo bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan bekerjasama untuk mengembangkan sistem integrasi data nasional yang disebut Bersatu Lawan COVID-19.

Integrasi data nasional Bersatu Lawan COVID-19 memiliki dua fungsi, masing-masing ditujukan untuk pengambil kebijakan dan masyarakat.

Bagi pengambil kebijakan, sistem ini memberikan data antara lain berupa data kependudukan, kesehatan dan logistik dari 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi. Data-data tersebut dapat digunakan untuk mengambil kebijakan yang akurat, terukur dan efektif.

Sementara bagi masyarakat, data tersebut dapat diakses di situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, covid19.go.id, yang sudah dikembangkan agar data tersebut dapat dilihat oleh publik.

4. M-Health
Pada September 2019, Kementerian Kesehatan meluncurkan aplikasi Satu Data Kesehatan untuk mengintegrasikan berbagai data informasi yang akurat.

Pemerintah telah menyiapkan portal satu data kesehatan berbasis keluarga agar ekosistem kesehatan masyarakat menguat dan puluhan juta keluarga telah terdaftar di sana.

Dalam laporan tahunan 2020 dari kabinet Joko Widodo - Ma'ruf Amin, disebutkan sudah ada 48,3 juta keluarga yang terdaftar di portal satu data kesehatan. Masyarakat dapat memantau kesehatan dari telepon pintar menggunakan M-Health.

5. Aplikasi telemedisin
Layanan telemedicine alias konsultasi kesehatan jarak jauh semakin digemari di tengah pandemi yang membuat ruang gerak terbatas.

Kebiasaan baru di bidang kesehatan ini menjadi salah satu indikator kuat bahwa pandemi COVID-19 adalah katalis atau faktor yang mempercepat transformasi digital.

Aplikasi Alodokter pada Mei lalu memberikan layanan kesehatan berupa pendampingan dokter secara daring untuk setiap pasien COVID-19. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter, dokter spesialis, hingga psikolog melalui aplikasi pesan dan mendapatkan bimbingan medis secara daring untuk mendukung proses pemulihan.

Sementara layanan kesehatan Halodoc bersama Kementerian Kominfo menghadirkan layanan telemedicine di dalam PeduliLindungi, aplikasi untuk melacak persebaran COVID-19.

Konsultasi jarak jauh melalui telemedicine semakin diminati masyarakat karena lebih praktis tanpa khawatir terpapar virus karena tak perlu bepergian ke luar rumah.

Baca juga: Samsung kenalkan aplikasi pantau COVID-19 C-Safe

Baca juga: Riset: Pandemi COVID-19 dorong konsumen andalkan aplikasi digital

Baca juga: Menko Luhut minta daerah pakai aplikasi monitor penerapan protokol kesehatan

Pewarta: Arindra Meodia

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020