Harga minyak menetap sedikit berubah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mempertimbangkan lonjakan stok minyak mentah AS yang tidak terduga terhadap optimisme bahwa peluncuran cepat vaksin virus corona akan memicu pemulihan permintaan minyak global.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari naik tipis dua sen, menjadi menetap di 48,86 dolar AS per barel. Sebaliknya, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari sedikit melemah delapan sen atau 0,2 persen, menjadi ditutup di 45,52 dolar AS per barel.

Harga-harga turun satu persen di awal sesi saat data menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 15,2 juta barel menjadi 503,2 juta barel pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 1,4 juta barel.



Impor bersih minyak mentah AS naik 2,7 juta barel per hari pekan lalu, kenaikan terbesar dalam catatan, ketika ekspor anjlok.

Namun, munculnya inokulasi massal di Inggris dan prospek Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui vaksin virus corona di Amerika Serikat mendorong pasar lebih tinggi menyusul laporan tersebut.

“Pasar pasti berada dalam keadaan terguncang, tetapi secara keseluruhan ini tampak seperti laporan kebetulan dan pasar dapat mendeteksi hari-hari yang lebih cerah ke depan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Panel penasihat akan memberikan suara pada Kamis tentang apakah akan merekomendasikan FDA mengeluarkan otorisasi darurat untuk penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan mitra Jerman BioNTech SE.



Inggris memulai vaksinasi massal pada Selasa (8/12/2020). Harapan bahwa negara lain akan segera mengikuti membantu mengimbangi kekhawatiran tentang peningkatan tajam kasus virus corona secara global yang telah menyebabkan pembatasan baru pada pergerakan di seluruh dunia, mengurangi permintaan bahan bakar transportasi.

Stok bensin dan distilat AS jauh lebih tinggi minggu lalu ketika kilang-kilang meningkatkan produksi.

"Kenaikan signifikan dalam persediaan bensin dan distilasi kemungkinan merupakan hasil dari permintaan minyak yang lebih rendah pasca liburan Thanksgiving, serta tambahan perintah tinggal di rumah di seluruh negeri," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Baca juga: Harga minyak beragam, kasus COVID-19 dan "lockdown" redam berita vaksinasi

Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah melonjaknya kasus virus dan ketegangan AS-China

Baca juga: Harga minyak menguat, Brent dekati 50 dolar/barel dipicu harapan stimulus AS

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020