Sejumlah tempat hiburan di Hong Kong, mulai dari bar hingga kelab malam, ditutup selama tujuh hari terhitung mulai Kamis (26/11) sebagai upaya memperketat jarak sosial seiring dengan terus meningkatnya kasus COVID-19 dalam waktu lebih dari tiga bulan terakhir.

Jumlah peserta jamuan makan juga dibatasi hanya 40 orang, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan dan Makanan Wilayah Administrasi Otonomi Khusus Hong Kong (HKSAR) Sophia Chan, kepada pers, Selasa (24/11).

Pertunjukan musik dan tari di semua restoran juga dilarang dan penghuni kamar hotel akan dibatasi.

Kebijakan tersebut diambil setelah berbagai aktivitas masyarakat telah mendongkrak jumlah kasus warga lokal yang tidak diketahui jejaknya.

Di tengah memuncaknya kasus COVID-19, pemerintah HKSAR mewajibkan tes usap bagi orang-orang yang telah mengunjungi tempat-tempat berisiko tinggi.

Chan menyebutkan 50 kasus telah ditemukan berdasarkan hasil tes usap pendahuluan terhadap 2.800 orang.

Otoritas rumah sakit di Hong Kong mencatat 290 pasien masih dalam perawatan secara intensif, sebanyak tujuh orang di antaranya dalam kondisi kritis.

Untuk mengurangi kepadatan di rumah sakit umum, fasilitas perawatan kesehatan masyarakat di AsiaWorld-Expo beroperasi kembali mulai Rabu, terutama untuk menerima pasien berusia muda dengan gejala ringan dan mampu melayani secara mandiri serta mereka yang sebelumnya dinyatakan positif.

Sementra itu di China, tiga wilayah, yakni Shanghai, Tianjin, dan Hebei sejak Senin (23/11) melakukan penutupan akses total (lockdown) secara parsial, seperti rumah sakit, sekolahan, dan perkantoran. 

Baca juga: Ocean Park Hong Kong kembali dibuka, Menara Kuning Wuhan jadi wisata malam

Baca juga: Hong Kong berada di ambang gelombang besar wabah COVID-19

Baca juga: Sehari 73 kasus baru di Hong Kong, muncul kekhawatiran "lockdown"

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020