Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi terkoreksi dipicu masih belum disepakatinya paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat.

Pada pukul 9.41 WIB, rupiah bergerak melemah 14 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.674 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.660 per dolar AS.

"Stimulus fiskal AS yang masih juga belum disepakati, memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan pagi ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Selain antara pemerintah AS dan DPR yang dikuasai Partai Demokrat, pemerintah AS juga mendapatkan ketidaksepakatan dengan senat yang dikuasai Partai Republik.

"Ini mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar utama dunia pagi ini dan berpotensi menekan rupiah juga," ujar Ariston.

Semalam juga data ekonomi AS menunjukkan perbaikan seperti data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang menurun dan data penjualan rumah yang meningkat.

Initial Jobless Claims mencapai 787 ribu, lebih rendah dibandingkan sebelumnya 842 ribu dan lebih baik dari perkiraan konsensus pasar 860 ribu, serta merupakan level terendah sejak memasuki periode pandemi.

"Data yang bagus ini turut mendorong penguatan dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.600 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.

Pada Kamis (22/10) lalu, rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,19 persen menjadi Rp14.660 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.633 per dolar AS.

Baca juga: Kurs rupiah Jumat pagi stagnan di posisi Rp14.660 per dolar

Baca juga: Paket stimulus lanjutan AS belum disepakati, rupiah ditutup melemah

Baca juga: Kurs rupiah masih akan dibayangi sentimen paket stimulus AS

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020