Sebanyak 3.000 relawan COVID-19 se-Bandung Raya diberikan pelatihan tentang protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) hingga ketahanan pangan sebelum turun ke lapangan untuk memberikan edukasi kepada warga.

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), sedangkan Gubernur Jabar yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar Ridwan Kamil membuka Program Pelatihan Relawan Penanggulangan COVID-19 di SMKN 3 Bandung, Senin.

“Jadi relawan (COVID-19) itu jangan sampai membahas hal yang menakutkan soal COVID-19, tapi berikanlah edukasi yang positif agar warga semangat ketika bertemu relawan,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil

Wilayah Bandung Raya meliputi Kota Bandung dan Cimahi serta Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang.

Ia menambahkan relawan juga harus bisa menjadi teladan bagi setiap masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan 3M. Bersamaan dengan edukasi kepada warga, pemerintah berupaya melakukan 3T (testing, tracing, treatment) secara masif, cepat, dan tepat.

Ia berujar, 3.000 relawan se-Bandung Raya yang mengikuti program pelatihan hingga 9 November 2020 ini akan menyumbangkan tenaga sebagai bentuk bela negara dalam situasi pandemi COVID-19.

“Sebanyak 3.000 orang di Bandung Raya ini akan bela negara dengan tenaga, menjadi relawan dan akan mendapatkan pelatihan pembekalan sebagai relawan sebelum turun ke lapangan untuk menyosialisasikan penanggulangan COVID-19 serta melakukan aksi nyata untuk mengajak semua orang agar masuk ke dalam semangat kerelawanan,” kata Kang Emil.

Ia berterima kasih atas dukungan dari pemerintah pusat dalam upaya meningkatkan penanggulangan COVID-19 di Jabar.

“Atas nama Pemda Provinsi Jabar, saya mengucapkan terima kasih kepada yang melaksanakan kegiatan ini, termasuk dukungan langsung dari Satuan Tugas COVID-19 pusat,” ucap dia.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar Dani Ramdan menjelaskan pelatihan yang diiniasiasi oleh relawan dari pusat dibantu oleh BNPB dan BPBD Jabar ini akan digelar juga di daerah lain di Jabar.

“Mungkin berikutnya akan dilakukan di regional lain seperti Ciayumajakuning, Bodebek, dan lainnya,” katanya.

Ia menjelaskan fokus penugasan relawan di lapangan adalah perubahan perilaku masyarakat melalui penyadaran terhadap bahaya COVID-19 dan juga pencegahan dalam menanggulangi COVID-19 di Jabar.

“Nantinya setiap relawan yang turun ke lapangan akan merekam kegiatannya dan di-'update' melalui aplikasi inaRISK yang sudah terhubung ke pusat,” ujarnya.

Ia menambahkan ada empat materi yang didapatkan oleh para relawan selama dua minggu pelatihan.

“Yaitu komunikasi publik atau komunikasi sosial, kerelawanan dalam diri pribadi, penerapan protokol kesehatan, dan juga tentang ketahanan pangan. Karena selain dari sisi kesehatan, relawan juga memberikan pesan terkait ekonomi, tentang tata cara yang bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk tetap sejahtera di saat pandemi COVID-19,” tutur Dani.

Ruhiyat (23), salah satu relawan yang mendaftar secara individu dalam pelatihan itu, mengaku tertarik menjadi relawan karena ingin membantu tugas pemerintah dan turut berkontribusi secara nyata.

“Pendaftaran relawan saya lakukan melalui website BNPB setelah saya lihat informasinya dari televisi. Nantinya, kemampuan saya akan membantu secara nonmedis dan logistik dalam bidang kerelawanan,” katanya.

Baca juga: Bio Farma sebut 1.074 relawan sudah dapat dua suntikan vaksin Sinovac

Baca juga: KPU Depok rekrut 22 relawan demokrasi bantu sosialisasi pilkada

 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020