Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (Gerak BS), Relawan 4 Pilar, Gabungan Scooter Peduli Indonesia, Gabungan Aksi Roda Dua Ojek Online (Garda Ojol), Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Yayasan Generasi Lintas Budaya menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban banjir bandang di Sukabumi.

Total bantuan senilai Rp150 juta tersebut ditujukan untuk pembangunan jembatan akses antara Desa Pesawahan dengan Desa Tenjolaya Kecamatan Cicurug, susu dan pampers untuk Balita, serta perlengkapan mandi dan kebutuhan lainnya.

"Merenovasi jembatan sama dengan mengembalikan kembali urat nadi kehidupan masyarakat. Karenanya, sangat vital untuk dilakukan melalui renovasi dan pembangunan kembali jembatan yang roboh ini, semoga geliat masyarakat bisa kembali pulih," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Hal itu dikatakan Bamsoet saat menyerahkan bantuan kemanusiaan sekaligus menyambangi para korban banjir bandang di Sukabumi, Rabu.

Dia mengatakan, masyarakat Sukabumi tidak sendirian menghadapi musibah tersebut, banyak saudara sebangsa turut prihatin dan siap membantu.

Menurut dia, banjir bandang Sukabumi menerjang tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cicurug, Kecamatan Parungkuda dan Kecamatan Cidahu. 11 desa dan 11 kampung terdampak banjir tersebut.

"Ratusan rumah di tiga kecamatan tersebut mengalami kerusakan ringan hingga berat. Banjir bandang juga menelan tiga korban jiwa," ujarnya.

Bamsoet menyampaikan dukacita terhadap para korban yang meninggal dunia sekaligus menguatkan para korban yang masih mengevakuasi diri agar tetap tabah menghadapi musibah ini.

Hal itu menurut dia terlebih musibah tersebut datang bersamaan dengan pandemi COVID-19, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sangat berlipat.

"Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir bandang termasuk salah satu bencana hidrometeorologi akibat faktor cuaca," katanya.

Dia mengatakan, bencana yang terjadi pada dasarnya sangat bisa di antisipasi jika pemerintah daerah dari mulai kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat mau menggunakan basis data dari BMKG dalam pengambilan kebijakan.

Bamsoet mencontohkan dengan memperbaiki tata kelola wilayah, mencegah kerusakan lingkungan, hingga memperbaiki alih fungsi lahan sehingga sebuah daerah tak kehilangan pengendali banjir alami.

"Bersahabat dengan alam adalah pilihan bijak untuk tetap menjalani kehidupan. Sebagaimana masyarakat Jepang yang bisa 'bersahabat' dengan gempa bumi dan tsunami, sehingga bisa memitigasi dan meminimalisir berbagai potensi terburuk dalam menghadapi berbagai bencana alam tersebut," katanya.

Menurut dia, pada dasarnya tidak ada manusia yang ingin terkena musibah namun alam punya cara kerjanya sendiri dalam mencari keseimbangan.

Dia mengatakan setiap kerusakan yang dilakukan manusia, alam akan menagihnya karena itu peran penting kehadiran pemerintah dalam melindungi seluruh rakyatnya salah satunya dengan tegas melarang eksploitasi besar-besaran terhadap alam.

Baca juga: Korban banjir bandang Sukabumi terima bantuan dan dukungan psikososial

Baca juga: 1.107 warga terdampak banjir bandang Cibuntu Kabupaten Sukabumi


 

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020