Indramayu, 4/1(ANTARA) - Protes terhadap kenaikan tarif air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma Ayu Indramayu kembali terjadi, Senin, ketika massa berkekuatan sekitar 100 orang mendatangi Gedung DPRD setempat.

Sejumlah perwakilan mereka memaksa masuk untuk menjemput Rozak agar mau menemui mereka di luar gedung dewan, karena mereka menginginkan aspirasi warga didengar langsung oleh Ketua DPRD.

Ketika itu, Rozak sedang memimpin rapat komisi di dalam gedung dewan, dan untuk menghindari tindakan yang tidak diinginkan, dia meninggalkan rapat dan menemui para pengunjuk rasa.

Di hadapan Rozak, sejumlah perwakilan massa menyampaikan aspirasinya.

"Kenaikan tarif PDAM membuat rakyat sengsara," kata seorang pengunjuk rasa bernama Ivan Sugito.

Menurut dia, kenaikan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi, apalagi, angka kenaikan cukup tinggi dan dilakukan sekaligus. Hal itu, kata dia, menyebabkan beban pengeluaran rakyat menjadi besar.

"Kualitas pelayanan PDAM selama ini pun tidak maksimal. Selama musim kemarau yang lalu, beberapa daerah di Kabupaten Indramayu hanya kebagian air ledeng saat malam hari saja. Ditambah lagi, air ledeng yang mengalir ke rumah warga pun terkadang tidak jernih," katanya.

Massa meminta Rozak untuk menandatangani surat pernyataan yang berisi penolakan kenaikan tarif PDAM. Permintaan tersebut dituruti oleh Rozak.

"Kami berpihak pada kepentingan rakyat," kata Rozak.

Namun, kata Rozak, masalah penurunan kembali tarif PDAM itu harus melalui pembahasan dengan pihak manajemen PDAM Indramayu. Dia mengungkapkan, proses pembahasan tersebut kini sedang berjalan.

Tarif PDAM di Kabupaten Indramayu naik mulai September 2009. Kenaikan tarif yang berlaku untuk pembayaran Oktober 2009 itu dari Rp 1.500/m3 menjadi Rp 2.900 untuk rumah tangga biasa.

Enjang Solihin
(T.K-IP/C/s018/s018) 04-01-2010 14:25:04

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010