Dolar AS sedikit lebih rendah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran melonjak kembali di atas satu juta pekan lalu.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun tipis 0,09 persen menjadi 92,7998.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1850 dolar AS dari 1,1856 dolar AS pada sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,3207 dolar AS dari 1,3115 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7191 dolar AS dari 0,7203 dolar AS.
Dolar AS dibeli pada 105,77 yen Jepang, lebih rendah dari 105,90 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9084 franc Swiss dari 0,9136 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3178 dolar Kanada dari 1,3186 dolar Kanada.
Klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur pemutusan hubungan kerja, meningkat 135.000 menjadi 1,106 juta dalam pekan yang berakhir 15 Agustus, mencerminkan tingkat pengangguran yang masih tinggi di negara itu, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (20/8/2020).
Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan 910.000 klaim baru selama seminggu.
Baca juga: Harga minyak tergelincir akibat pasokan OPEC+ berlebih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun tipis 0,09 persen menjadi 92,7998.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1850 dolar AS dari 1,1856 dolar AS pada sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,3207 dolar AS dari 1,3115 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7191 dolar AS dari 0,7203 dolar AS.
Dolar AS dibeli pada 105,77 yen Jepang, lebih rendah dari 105,90 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9084 franc Swiss dari 0,9136 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3178 dolar Kanada dari 1,3186 dolar Kanada.
Klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur pemutusan hubungan kerja, meningkat 135.000 menjadi 1,106 juta dalam pekan yang berakhir 15 Agustus, mencerminkan tingkat pengangguran yang masih tinggi di negara itu, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (20/8/2020).
Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan 910.000 klaim baru selama seminggu.
Baca juga: Harga minyak tergelincir akibat pasokan OPEC+ berlebih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020