Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan peran Raiser atau pusat pengembangan dan pemasaran ikan hias di Cibinong, Jawa Barat, guna melesatkan potensi ekspor global komoditas tersebut.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Nilanto Perbowo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, mengajak para pelaku usaha dan para pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam penguatan daya saing produk ikan hias.

Menurut Nilanto, salah satu caranya dengan meningkatkan peran Raiser ikan hias Cibinong melalui kegiatan pelayanan pengembangan usaha.

Selain itu, ujar dia, Raiser Cibinong juga perlu dikembangkan sebagai pusat promosi, pemasaran ikan hias serta sebagai tempat inkubator bisnis UMKM dan kawasan eduwisata ikan hias.

Ia mengemukakan bahwa penyelenggaraan atau gelaran kontes ikan hias diskus dapat pula menjadi salah satu media promosi untuk meningkatkan kualitas, peminat dan pemasaran ikan hias.

Gelaran tersebut, lanjutnya, merupakan hasil kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dalam hal ini Ditjen PDSPKP dengan komunitas ikan hias diskus wilayah Cibinong, Bogor dan Depok atau lebih dikenal sebagai komunitas diskus CBD.

"Dengan bertambahnya peminat ikan hias ini akan mendorong permintaan pasar dan menumbuhkan pelaku usaha baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.

Kontes ikan hias diskus terakhir diikuti oleh 80 orang peserta dengan 180 ekor ikan yang berasal Jabodetabek, Sukabumi, Bandung, Malaysia dan Filipina.
Penyelenggaraan kontes ikan hias diskus tetap dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Ia memaparkan Indonesia dikenal memiliki banyak spesies ikan hias, karena tercatat dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia.

Kemudian dari jenis air laut, Indonesia memiliki 650 spesies dan diduga masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang belum ditemukan.

"Besarnya potensi sumber daya tersebut, adalah anugerah bagi bangsa Indonesia yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, dan memiliki potensi besar sebagai penghasil devisa negara," kata Nilanto.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren peningkatan perdagangan ikan hias dalam kurun waktu tahun 2012-2019. Tahun 2012 misalnya, nilai ekspor ikan hias mencapai 21,01 juta dolar AS dan pada tahun 2019 mencapai 33,11 juta dolar AS.

Adapun negara utama tujuan ekspor ikan hias Indonesia adalah Republik Rakyat China, Amerika Serikat, Jepang dan Singapura.

Pencapaian ini menempatkan Indonesia sebagai eksportir ikan hias terbesar ketiga di dunia dari nilai perdagangannya. "Sedangkan posisi pertama adalah Singapura dengan 24 persen market share (pangsa pasar)," ucapnya.

Baca juga: Pemkab Bekasi kampanye Gemarikan cegah kekerdilan saat pandemi

Baca juga: Pemkab Bekasi latih UMKM sektor olahan berbahan ikan

 

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020