Garut, 9/11 (ANTARA) - Bupati Garut Aceng H.M Fikri mengemukakan, populasi sapi perah pada tujuh daerah sentra pengembangan peternakan saat ini telah mencapai 15.015 ekor dengan potensi lahan seluas 72.207 hektare.

Sentra itu masing-masing terdapat di kecamatan Cikajang 5.537 ekor berpotensi lahan 12.495 hektare, disusul di Cisurupan 2.984 ekor dengan potensi lahan 11.606 hektar, Bayongbong/Cigedug terdapat 3.996 ekor dengan 7.883 hektar serta Cilawu 1.800 ekor berpotensi lahan 7.763 hektare, katanya Minggu malam.

Kemudian Samarang 316 ekor dengan 6.641 hektare, Banjarwangi 229 ekor dengan 12.382 hektare dan di kecamatan Pamulihan terdapat 213 ekor dengan potensi lahan 13.438 hektar, ungkap Bupati saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Negara (Meneg) Pemberdayaan Daerah Tertinggal, Ahmad Helmi Faizal Zaini.

Bupati mengatakan, sebagai daerah agraris memiliki iklim yang sesuai serta daya dukung yang cukup dengan ketinggian tempat 750-1.200 mdpl, daerah ini berpotensi besar untuk pengembangan usaha ternak sapi perah.

Karena dari 306.519 hektare luas kabupaten Garut, terdapat sekitar 23,56 persen lahan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi peternakan sapi perah, ungkap Bupati.

Produksi lima KUD/koperasi persusuan setiap hari mencapai 56.000 hingga 64.000 liter, masing-masing dari KPGS, KUD Bayongbong, Cisurupan serta KUD Cilawu, yang dipasarkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS) Jakarta, Indomilk, Bendera dan lainnya.

Susu itu seluruhnya merupakan hasil produksi 87 kelompok dengan 5.195 peternak, sementara itu di desa Panawa kecamatan Pamulihan terdapat tiga kelompok yang mengelola 145 ekor populasi sapi jenis Frisian Holand (FH).

Total produksi susu dari Desa Panawa mencapai 251 liter per hari dari 20 ekor sapi laktasi yang mengindikasikan sapi bantuan KPDT program P2KPDT telah menghasilkan produksi baru berkisar 40-50 persen.

***2***

John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/C/A027/A027) 09-11-2009 01:47:39

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009