Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi kembali menguat menjelang pengumuman hasil rapat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Pada pukul 09.27 WIB, rupiah menguat 76 poin atau 0,52 persen menjadi Rp14.459 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.535 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, tekanan terhadap dolar AS kelihatannya masih belum hilang menjelang pengumuman hasil rapat bank sentral AS dini hari nanti.
"Pasar berekspektasi The Fed masih akan menyuarakan nada pesimis mengenai pemulihan ekonomi AS di tengah pandemi," katanya.
Selain itu, The Fed semalam mengumumkan memperpanjang program stimulus fasilitas pinjaman, yang akan berakhir pada September 2020, hingga akhir tahun ini.
Menurut Ariston, Sikap The Fed tersebut mengindikasikan ekonomi AS masih akan tertekan lebih lanjut yang memberikan tekanan ke dolar AS.
"Di sisi lain, pengumuman ini juga mendukung penguatan harga aset-aset berisiko karena bertujuan membantu pemulihan ekonomi," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.400 per dolar AS hingga Rp14.600 per dolar AS.
Pada Selasa (28/7), rupiah ditutup stagnan di level Rp14.535 per dolar AS, sama seperti hari sebelumnya.
Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 80 poin menjadi Rp14.455 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah ditutup stagnan di tengah pelemahan mata uang Asia
Baca juga: Kurs rupiah terus menguat didukung rencana stimulus fiskal AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pada pukul 09.27 WIB, rupiah menguat 76 poin atau 0,52 persen menjadi Rp14.459 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.535 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, tekanan terhadap dolar AS kelihatannya masih belum hilang menjelang pengumuman hasil rapat bank sentral AS dini hari nanti.
"Pasar berekspektasi The Fed masih akan menyuarakan nada pesimis mengenai pemulihan ekonomi AS di tengah pandemi," katanya.
Selain itu, The Fed semalam mengumumkan memperpanjang program stimulus fasilitas pinjaman, yang akan berakhir pada September 2020, hingga akhir tahun ini.
Menurut Ariston, Sikap The Fed tersebut mengindikasikan ekonomi AS masih akan tertekan lebih lanjut yang memberikan tekanan ke dolar AS.
"Di sisi lain, pengumuman ini juga mendukung penguatan harga aset-aset berisiko karena bertujuan membantu pemulihan ekonomi," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.400 per dolar AS hingga Rp14.600 per dolar AS.
Pada Selasa (28/7), rupiah ditutup stagnan di level Rp14.535 per dolar AS, sama seperti hari sebelumnya.
Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 80 poin menjadi Rp14.455 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah ditutup stagnan di tengah pelemahan mata uang Asia
Baca juga: Kurs rupiah terus menguat didukung rencana stimulus fiskal AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020