Lembaga biologi molekuler Eijkman berharap dapat menyerahkan bibit vaksin Merah Putih penangkal COVID-19 pada sekitar Februari atau Maret 2021.
"Diharapkan bisa selesai kemungkinan pada awal tahun 2021, sekitar Bulan Februari atau Maret," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Profesor Amin Soebandrio saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Menurut Prof Amin, Lembaga Eijkman sudah melakukan dari awal sekali amplifikasi daripada gen COVID-19 tersebut yang ada di Indonesia, kemudian gen yang diamplifikasi dari protein S dan protein N itu telah dilakukan kloning serta dimasukkan ke dalam sel mamalia.
Saat ini Lembaga Eijkman sedang menunggu sel mamalia tersebut untuk menghasilkan protein rekombinan yang telah didesain. Protein rekombinan ini kemudian akan menjadi antigen.
"Kalau protein rekombinan ini sudah selesai dihasilkan dan kemudian telah dipurifikasi, maka kami baru bisa mulai melakukan uji coba kepada hewan percobaan yang kemungkinan baru akan dimulai sekitar 2-3 bulan ke depan dan setelah uji coba kepada hewan ini selesai maka bibit vaksin Merah Putih ini baru bisa kami serahkan kepada Bio Farma," kata Kepala Lembaga Eijkman tersebut.
Saat ini perkembangan vaksin Merah Putih telah mencapai sekitar 30 persen dari keseluruhan proses. Walapun belum 100 persen selesai antigen tersebut, namun capaian progres sekitar 30 persen itu merupakan fondasi dari penelitian vaksin itu sendiri.
"Kalau hal ini sudah selesai maka ke depannya diharapkan lebih cepat," kata Prof Amin.
Untuk menangani COVID-19 secara mandiri, Indonesia mengembangkan calon vaksin bernama Merah Putih. Kerja sama penelitian vaksin tersebut dilakukan antara Lembaga Eijkman, LIPI, Bio Farma, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Tim Percepatan Vaksin Nasional yang terdiri dari Kemenristek, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.
Baca juga: Eijkman pastikan antigen kandidat vaksin COVID-19 Indonesia selesai Oktober
Baca juga: Lembaga Eijkman kembangkan obat terapi pengobatan pasien COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Diharapkan bisa selesai kemungkinan pada awal tahun 2021, sekitar Bulan Februari atau Maret," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Profesor Amin Soebandrio saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Menurut Prof Amin, Lembaga Eijkman sudah melakukan dari awal sekali amplifikasi daripada gen COVID-19 tersebut yang ada di Indonesia, kemudian gen yang diamplifikasi dari protein S dan protein N itu telah dilakukan kloning serta dimasukkan ke dalam sel mamalia.
Saat ini Lembaga Eijkman sedang menunggu sel mamalia tersebut untuk menghasilkan protein rekombinan yang telah didesain. Protein rekombinan ini kemudian akan menjadi antigen.
"Kalau protein rekombinan ini sudah selesai dihasilkan dan kemudian telah dipurifikasi, maka kami baru bisa mulai melakukan uji coba kepada hewan percobaan yang kemungkinan baru akan dimulai sekitar 2-3 bulan ke depan dan setelah uji coba kepada hewan ini selesai maka bibit vaksin Merah Putih ini baru bisa kami serahkan kepada Bio Farma," kata Kepala Lembaga Eijkman tersebut.
Saat ini perkembangan vaksin Merah Putih telah mencapai sekitar 30 persen dari keseluruhan proses. Walapun belum 100 persen selesai antigen tersebut, namun capaian progres sekitar 30 persen itu merupakan fondasi dari penelitian vaksin itu sendiri.
"Kalau hal ini sudah selesai maka ke depannya diharapkan lebih cepat," kata Prof Amin.
Untuk menangani COVID-19 secara mandiri, Indonesia mengembangkan calon vaksin bernama Merah Putih. Kerja sama penelitian vaksin tersebut dilakukan antara Lembaga Eijkman, LIPI, Bio Farma, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Tim Percepatan Vaksin Nasional yang terdiri dari Kemenristek, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.
Baca juga: Eijkman pastikan antigen kandidat vaksin COVID-19 Indonesia selesai Oktober
Baca juga: Lembaga Eijkman kembangkan obat terapi pengobatan pasien COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020