Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan simulasi dan uji pengendalian stres (stress test) dalam mempersiapkan membuka kebun raya secara bertahap di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Selain simulasi, kita juga melakukan 'stress test' atau uji pengendalian stres," kata Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI R Hendrian dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa tantangan terbesar ketika pembukaan kembali kebun raya adalah pengendalian kerumunan atau keramaian pengunjung.

Dalam simulasi, petugas di lapangan diperhadapkan pada kondisi kerumunan. Pada situasi itu, dianalisis dan dievaluasi faktor pengendalian stres.

"Setelah 'reopening' (pembukaan kembali) selanjutnya tetap kita lakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan," ujarnya.

Dijelaskannya bahwa pembukaan kembali kebun raya bukan bersifat total dan menyeluruh tapi secara bertahap.

Pembukaan kebun raya dilakukan dalam beberapa fase, di antaranya pada fase 0, hanya anggota atau petugas kebun raya yang masuk ke kebun raya.

Pada fase 1, kata R Hendrian, diterapkan protokol untuk AKB seperti semua tiket harus diakses dalam jaringan (daring), dan mobil tidak diperkenankan masuk.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko berharap melalui momentum saat ini, perilaku pengunjung bisa naik kelas dengan menikmati kebun raya sebagai edu-wisata bukan sekadar makan bersama di kebun raya.

Ia mengatakan lewat pandemi COVID-19, masyarakat , termasuk pengunjung kebun raya, diharapkan semakin melek teknologi seperti mengakses secara digital tiket masuk kebun raya.

"Kita ingin sekaligus memanfaatkan momentum ini untuk mengubah perilaku pengunjung kebun raya," demikian Laksana Tri Handoko.

Baca juga: 28 kios di Pasar Kebun Raya Cibodas, Cianjur terbakar

Baca juga: Alasan LIPI baru buka dua kebun raya di Bogor dan Cibodas
 

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020