TikTok Indonesia menanggapi banyaknya seruan untuk memblokir aplikasi penyalur konten video pendek TikTok karena masalah keamanan data penggunanya.
"Kami selalu memperbarui keamanan kami dan memprioritaskan data privacy pengguna secara resmi," kata Head of Communications TikTok Indonesia Chatrine Siswoyo kepada ANTARA, Kamis.
Chatrine menyampaikan tanggapan resmi TikTok, bahwa pihaknya berkomitmen untuk membangun aplikasi yang menghormati privasi pengguna dan bersikap lebih transparan terhadap komunitasnya.
Masalah keamanan siber, menurut TikTok, merupakan sesuatu yang terus berkembang. TikTok pun terus melakukan tinjauan dan perbaikan agar dapat menghadirkan pengalaman yang aman dan nyaman kepada pengguna.
"Kami juga ingin mengingatkan para pengguna untuk secara reguler mengupdate aplikasi TikToknya dengan versi terbaru, sehingga dapat merasakan fitur-fitur keamanan yang juga sudah diperbaharui," kata pernyataan itu.
Ketika disinggung mengenai pemblokiran yang terjadi di India, Chatrine mengatakan bahwa TikTok telah mencoba berbicara kepada pemerintah India mengenai komitmen kerja sama di antara dua pihak tersebut.
"Globally, kami selalu komitmen buat kerjasama pemerintah setempat. Di India, ada 58 aplikasi lainnya yang juga diblok. Untuk TikTok, beberapa minggu lalu COO kami udah reaching out ke pemerintah India untuk bagaimana kita bisa membantu pemerintah India," kata dia.
Hal ini pun senada dengan komitmen TikTok di Indonesia yang juga ingin menunjukkan dedikasi kepada negara tempat TikTok beroperasi, serta para penggunanya.
"Kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemerintah dimana TikTok beroperasi demi menunjukkan dedikasi kami dalam menyediakan keamanan bagi pengguna," kata pernyataan TikTok.
"Serta menghadirkan platform pada ratusan juta pengguna di seluruh dunia untuk menyalurkan kreativitas mereka," pungkasnya.
Pada akhir Juni, India memblokir 59 aplikasi yang sebagian besar merupakan aplikasi seluler asal China, termasuk TikTok milik Bytedance, dalam langkah tegas memboikot China dari ruang online sejak sengketa perbatasan meletus antara kedua negara awal Juni.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan bahwa pemerintah Trump sedang mempertimbangkan pelarangan TikTok, meskipun tidak sepenuhnya jelas bagaimana pelarangan semacam itu akan bekerja dalam praktiknya.
Perusahaan perbankan asal Amerika Serikat, Wells Fargo, telah menginstruksikan karyawan yang menginstal TikTok pada perangkat perusahaan untuk menghapus aplikasi tersebut menyusul kekhawatiran soal privasi.
Baca juga: TikTok sediakan program baru untuk bantu UMKM
Baca juga: Alasan India blokir TikTok, WeChat dan aplikasi China lainnya
Baca juga: Fitur Family Pairing pada Tiktok, libatkan peran aktif orang tua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami selalu memperbarui keamanan kami dan memprioritaskan data privacy pengguna secara resmi," kata Head of Communications TikTok Indonesia Chatrine Siswoyo kepada ANTARA, Kamis.
Chatrine menyampaikan tanggapan resmi TikTok, bahwa pihaknya berkomitmen untuk membangun aplikasi yang menghormati privasi pengguna dan bersikap lebih transparan terhadap komunitasnya.
Masalah keamanan siber, menurut TikTok, merupakan sesuatu yang terus berkembang. TikTok pun terus melakukan tinjauan dan perbaikan agar dapat menghadirkan pengalaman yang aman dan nyaman kepada pengguna.
"Kami juga ingin mengingatkan para pengguna untuk secara reguler mengupdate aplikasi TikToknya dengan versi terbaru, sehingga dapat merasakan fitur-fitur keamanan yang juga sudah diperbaharui," kata pernyataan itu.
Ketika disinggung mengenai pemblokiran yang terjadi di India, Chatrine mengatakan bahwa TikTok telah mencoba berbicara kepada pemerintah India mengenai komitmen kerja sama di antara dua pihak tersebut.
"Globally, kami selalu komitmen buat kerjasama pemerintah setempat. Di India, ada 58 aplikasi lainnya yang juga diblok. Untuk TikTok, beberapa minggu lalu COO kami udah reaching out ke pemerintah India untuk bagaimana kita bisa membantu pemerintah India," kata dia.
Hal ini pun senada dengan komitmen TikTok di Indonesia yang juga ingin menunjukkan dedikasi kepada negara tempat TikTok beroperasi, serta para penggunanya.
"Kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemerintah dimana TikTok beroperasi demi menunjukkan dedikasi kami dalam menyediakan keamanan bagi pengguna," kata pernyataan TikTok.
"Serta menghadirkan platform pada ratusan juta pengguna di seluruh dunia untuk menyalurkan kreativitas mereka," pungkasnya.
Pada akhir Juni, India memblokir 59 aplikasi yang sebagian besar merupakan aplikasi seluler asal China, termasuk TikTok milik Bytedance, dalam langkah tegas memboikot China dari ruang online sejak sengketa perbatasan meletus antara kedua negara awal Juni.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan bahwa pemerintah Trump sedang mempertimbangkan pelarangan TikTok, meskipun tidak sepenuhnya jelas bagaimana pelarangan semacam itu akan bekerja dalam praktiknya.
Perusahaan perbankan asal Amerika Serikat, Wells Fargo, telah menginstruksikan karyawan yang menginstal TikTok pada perangkat perusahaan untuk menghapus aplikasi tersebut menyusul kekhawatiran soal privasi.
Baca juga: TikTok sediakan program baru untuk bantu UMKM
Baca juga: Alasan India blokir TikTok, WeChat dan aplikasi China lainnya
Baca juga: Fitur Family Pairing pada Tiktok, libatkan peran aktif orang tua
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020