Harga emas turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena aksi ambil untung setelah menguat selama tiga hari berturut-turut dan investor beralih memburu mata uang aman greenback dalam menghadapi rekor kasus virus corona di Amerika Serikat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 16,8 dolar AS atau 0,92 persen, menjadi ditutup pada 1.803,80 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka menguat 10,7 dolar AS atau 0,59 persen, menjadi 1.820,60 dolar AS per ounce, tertinggi dalam hampir sembilan tahun.

Emas berjangka juga terangkat 16,4 dolar AS atau 0,91 persen menjadi 1.809,90 dolar AS per ounce pada Selasa (7/7/2020), setelah naik 3,5 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.793,50 dolar AS per ounce pada Senin (6/7/2020), menyusul penurunan 2,70 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.787,30 dolar AS per ounce pada akhir pekan lalu.

"Emas telah overbought sedikit setelah melampaui level 1.800 dolar AS dan sekarang kita melihat beberapa investor melakukan aksi jual," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.

“Dolar juga sedikit naik, sehingga membebani emas juga. Tetapi tidak ada alasan fundamental untuk kemundurannya."

Dolar menguat dari level terendah empat minggu karena saham AS jatuh dengan sentimen pasar berubah hati-hati ketika Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada kasus baru virus corona.

Pejabat Federal Reserve AS pada Rabu (8/7/2020) mengangkat keraguan baru tentang daya tahan pemulihan AS, sementara survei bisnis baru menyoroti risiko yang berkembang dari pandemi virus corona tanpa henti.

“1.800 dolar AS tetap merupakan level resistensi psikologis yang kuat. Meskipun bullish telah menembus level ini seperti pisau panas melalui mentega, pelemahan di bawah titik ini dapat memicu penurunan kembali ke 1.765 dolar AS,” kata analis FXTM Lukman Otunuga.

"Jika 1.800 dolar AS terbukti menjadi dukungan baru yang andal, ini bisa membuka gerbang menuju 1.820 dolar AS dan 1.828 dolar AS."

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah memangkas suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, menyediakan dalam beberapa kasus sejumlah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membantu melunakkan pukulan terhadap ekonomi dari pandemi.

Stimulus cenderung meningkatkan emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

“Stimulus ini tidak akan segera hilang. Jika kita melihat rantai pasokan global, itu telah secara besar-besaran terganggu dan gangguan itu menambah inflasi juga,” kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 19,9 sen atau 1,04 persen, menjadi ditutup pada 18,962 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 37,1 dolar AS atau 4,2 persen, menjadi menetap pada 846,9 dolar AS per ounce.

Baca juga: Investor buru aset aman, harga emas naik lagi bertengger di atas 1.800 dolar

Baca juga: Emas berjangka tembus level 1.800 dolar AS, ketika kasus virus melonjak lagi

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020