Produsen es krim asal Singapura Aice melakukan membuka pabrik baru di Bekasi dengan total investasi senilai Rp500 miliar dalam upaya memperluas usaha sekaligus menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor produknya.
"Pabrik di Jawa Timur dan Sumatera Utara itu total investasi pabriknya Rp500 miliar untuk pembangunan dua pabrik itu, tidak termasuk freezer dan peralatan produksi," kata Brand Manager Aice Group Sylvana Zhong di Cikarang, Jawa Barat, Minggu.
Setelah mengakuisisi PT Alpen Food Industry di Cikarang, Kabupaten Bekasi dan menyelesaikan pembangunan pabrik es krim terbesar Indonesia di Mojokerto, Jawa Timur, kini perusahaan tengah menggarap pabrik ketiganya di Sumatera Utara.
"Pabrik kita di Mojokerto untuk penetrasi pasar ke Indonesia Timur sedangkan pabrik yang di sini (Cikarang) menyokong Jawa dan sekitar. Yang di Sumatera Utara nanti selain pasar domestik juga pengembangan ekspor baru yang selama ini sudah berjalan khususnya di Asia Tenggara," ungkapnya.
Sylvana mengatakan pabrik ketiga yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Kreatif Sei Mangkei, Sumatera Utara itu sedianya selesai dibangun tahun ini namun karena terdampak pandemi COVID-19 penyelesaian pembangunan mundur di tahun depan.
Dari kedua pabrik yang telah beroperasi Aice telah mampu mengekspor produk es krim ke Filipina dan Vietnam sedangkan untuk pengembangan pasar ekspor baru masih akan dilakukan di wilayah Asia Tenggara.
"Aice sudah ekspor ke Filipina dan Vietnam nanti akan ke Kamboja, Myanmar, dan Thailand. Pasar Asia Tenggara ini kami bisa ekspor dari Indonesia," katanya.
Pemilihan lokasi pabrik di Sumatera Utara ini didasari dekatnya akses ke pelabuhan sehingga logistik lebih mudah dijangkau karena selain distribusi Sabang ke Merauke perusahaan juga menggarap pasar ekspor.
"Ke depan kami juga akan ke Malaysia dan lainnya. Apakah tim kami sudah ada di seluruh Asia Tenggara? Pastinya sudah ada, tetapi kami butuh surat izin dan surat-surat lainnya dan itu akan dilengkapi," ucapnya.
Di pabrik ketiga nanti pihaknya juga akan menggunakan teknologi canggih salah satunya robotik namun tetap masih akan menyerap sedikitnya 1.000 tenaga kerja baru.
Menurut Sylvana penggunaan teknologi canggih mampu menunjang jumlah produksi semakin besar sehingga membuat harga es krim Aice menjadi lebih terjangkau.
"Teknologi produksi jumlah besar akan membuat harga produksi turun. Aice tidak murah tapi terjangkau," kata dia.
Baca juga: Mencicipi es krim legendaris sensasi zaman dahulu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020