Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan orang tanpa gejala (OTG) berpotensi tinggi dalam menularkan virus corona penyebab COVID-19 di masyarakat.
"Kita saat ini masih tetap mewaspadai adanya penularan yang terjadi di lingkungan masyarakat yang disebabkan masih adanya kasus positif tanpa keluhan yang berada di tengah-tengah kita. Kita kenal dengan terminologi OTG, ini menjadi potensi tinggi penularan," kata Yuri dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, potensi OTG menyebabkan penularan virus didasarkan pada statistik masih tingginya angka penularan yang terjadi hingga hari ini. OTG ini adalah mereka yang tidak mengidap gejala COVID-19, namun ternyata positif telah tertular.
Baca juga: Data terbaru, jumlah pasien positif COVID-19 menjadi 2.092 kasus
Adapun kasus positif hingga Sabtu mencapai 2.092 kasus atau naik 106 kasus dari hari Jumat yang menyentuh angka 1.986 orang. DKI Jakarta dan Jawa Barat masih menjadi provinsi yang tingkat penularannya tinggi, masing-masing tercatat 55 kasus dan 24 kasus dalam waktu 24 jam.
"Ini (OTG) menjadi potensi tinggi penularan. Di satu sisi orang tersebut tidak mengalami keluhan, di sisi yang lain banyak masyarakat yang masih belum melaksanakan ketentuan menjaga jarak. Dari hari ke hari inilah yang jadi kekhawatiran kita penularan masih terus terjadi, terus berjalan," kata dia.
Ia pun terus mengingatkan pada masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan tidak pergi kemanapun. Langkah ini diyakini sebagai solusi terbaik memutus rantai penularan.
Baca juga: Pasien sembuh telah memiliki kekebalan terhadap COVID-19
"Karena itu kami minta ini menjadi bagian kita, di samping membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dalam waktu 20 detik, mulai menghentikan kebiasaan baik yang disadari ataupun tidak seperti menyentuh wajah, mulut, hidung, mata. Ini adalah rute yang paling klasik untuk infeksi penyakit," kata dia.
Di sisi lain, angka per Sabtu menunjukkan pasien yang sembuh bertambah 16 kasus menjadi 150 orang, sementara yang meninggal bertambah 10 kasus menjadi 191 orang.
Sebelumnya pada Jumat (3/4), tercatat 1.986 kasus positif COVID-19, 181 orang meninggal dan 134 orang dinyatakan sembuh.
Baca juga: Seorang warga Garut positif COVID-19 jalani isolasi mandiri di rumah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita saat ini masih tetap mewaspadai adanya penularan yang terjadi di lingkungan masyarakat yang disebabkan masih adanya kasus positif tanpa keluhan yang berada di tengah-tengah kita. Kita kenal dengan terminologi OTG, ini menjadi potensi tinggi penularan," kata Yuri dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, potensi OTG menyebabkan penularan virus didasarkan pada statistik masih tingginya angka penularan yang terjadi hingga hari ini. OTG ini adalah mereka yang tidak mengidap gejala COVID-19, namun ternyata positif telah tertular.
Baca juga: Data terbaru, jumlah pasien positif COVID-19 menjadi 2.092 kasus
Adapun kasus positif hingga Sabtu mencapai 2.092 kasus atau naik 106 kasus dari hari Jumat yang menyentuh angka 1.986 orang. DKI Jakarta dan Jawa Barat masih menjadi provinsi yang tingkat penularannya tinggi, masing-masing tercatat 55 kasus dan 24 kasus dalam waktu 24 jam.
"Ini (OTG) menjadi potensi tinggi penularan. Di satu sisi orang tersebut tidak mengalami keluhan, di sisi yang lain banyak masyarakat yang masih belum melaksanakan ketentuan menjaga jarak. Dari hari ke hari inilah yang jadi kekhawatiran kita penularan masih terus terjadi, terus berjalan," kata dia.
Ia pun terus mengingatkan pada masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan tidak pergi kemanapun. Langkah ini diyakini sebagai solusi terbaik memutus rantai penularan.
Baca juga: Pasien sembuh telah memiliki kekebalan terhadap COVID-19
"Karena itu kami minta ini menjadi bagian kita, di samping membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dalam waktu 20 detik, mulai menghentikan kebiasaan baik yang disadari ataupun tidak seperti menyentuh wajah, mulut, hidung, mata. Ini adalah rute yang paling klasik untuk infeksi penyakit," kata dia.
Di sisi lain, angka per Sabtu menunjukkan pasien yang sembuh bertambah 16 kasus menjadi 150 orang, sementara yang meninggal bertambah 10 kasus menjadi 191 orang.
Sebelumnya pada Jumat (3/4), tercatat 1.986 kasus positif COVID-19, 181 orang meninggal dan 134 orang dinyatakan sembuh.
Baca juga: Seorang warga Garut positif COVID-19 jalani isolasi mandiri di rumah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020