Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin menegaskan 439 warga negara Indonesia (WNI) dalam kondisi sehat dan baik di tengah penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 di negara Timur Tengah itu.
Jumlah total WNI di Iran ada 474 orang. Jumlah saat ini sekitar 430 orang karena sebelumnya ada sekitar 40 orang yang sudah kembali ke Indonesia untuk berlibur sekaligus menjauhkan diri dari penyebaran COVID-19 di Iran. Saat ini seluruh WNI di Iran dalam kondisi baik, ujar Dubes Octavino Alimudin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di Iran, ujar Dubes Octavino, pemerintah Iran meliburkan kegiatan pendidikan, menghentikan pertunjukan seni, budaya, dan meniadakan pertandingan olahraga dan kegiatan yang bersifat pengumpulan massa.
"Sejak tgl 28 Maret 2020, pemerintah juga menutup pusat keramaian (mal, rumah makan, kafe, tempat olahraga) dan taman kota yang sering digunakan warga Iran untuk berkumpul bersama keluarga," ujar dia.
Pemerintah Iran juga sudah lebih tegas dalam melarang mobilitas warga antarkota.
"Meski masih dimungkinkan keluar kota, namun warga dilarang untuk berkunjung/ transit di kota yang bukan merupakan tujuan mereka," kata Dubes Octavino.
Warga juga dihimbau untuk tetap berada di kediaman masing-masing dan tidak keluar rumah jika tidak ada hal yg mendesak.
"Suasana kota Teheran yang biasanya padat seperti Jakarta, saat ini juga lengang karena tidak banyak orang dan kendaraan yang melintas," ujar dia.
Dubes Octavino mengatakan pelayanan bagi WNI tetap diberikan. KBRI dengan Posko Aju yang berada dekat bandara internasional di Teheran hingga saat ini membantu pengurusan dokumen (keimigrasian dan dokumen kesehatan) dan pendampingan bagi WNI yang akan kembali ke Indonesia.
Bagi WNI yang masih tetap di Iran, pelayanan seperti perpanjangan paspor, legalisasi dokumen tetap dilakukan. Mereka dapat datang ke KBRI dengan pemberitahuan sebelumnya atau jika mereka tidak dapat ke Teheran, seluruh dokumen dapat disampaikan melalui pos.
Virus corona baru, COVID-19, membunuh satu orang setiap 10 menit di Iran, kata kementerian kesehatan, Kamis (19/3), berdasarkan laporan Reuters.
Sementara jumlah total kematian di negara itu naik menjadi 1.284.
"Berdasarkan informasi kami, setiap 10 menit satu orang meninggal karena virus corona dan setiap satu jam sekitar 50 orang tertular virus tersebut di Iran," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur, di Twitter.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi mengatakan jumlah pengidap COVID-19 di Republik Islam itu sudah mencapai 18.407 orang.
Pemerintah telah memerintahkan agar sekolah-sekolah dan universitas ditutup serta acara olahraga, kebudayaan dan agama dilarang digelar. Iran juga telah menutup empat tempat suci Syiah.
Baca juga: Sanksi AS memaksa Iran menjadi "mandiri"
Baca juga: Artikel - Peran perempuan Iran di era globalisme dan multilateralisme
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Jumlah total WNI di Iran ada 474 orang. Jumlah saat ini sekitar 430 orang karena sebelumnya ada sekitar 40 orang yang sudah kembali ke Indonesia untuk berlibur sekaligus menjauhkan diri dari penyebaran COVID-19 di Iran. Saat ini seluruh WNI di Iran dalam kondisi baik, ujar Dubes Octavino Alimudin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di Iran, ujar Dubes Octavino, pemerintah Iran meliburkan kegiatan pendidikan, menghentikan pertunjukan seni, budaya, dan meniadakan pertandingan olahraga dan kegiatan yang bersifat pengumpulan massa.
"Sejak tgl 28 Maret 2020, pemerintah juga menutup pusat keramaian (mal, rumah makan, kafe, tempat olahraga) dan taman kota yang sering digunakan warga Iran untuk berkumpul bersama keluarga," ujar dia.
Pemerintah Iran juga sudah lebih tegas dalam melarang mobilitas warga antarkota.
"Meski masih dimungkinkan keluar kota, namun warga dilarang untuk berkunjung/ transit di kota yang bukan merupakan tujuan mereka," kata Dubes Octavino.
Warga juga dihimbau untuk tetap berada di kediaman masing-masing dan tidak keluar rumah jika tidak ada hal yg mendesak.
"Suasana kota Teheran yang biasanya padat seperti Jakarta, saat ini juga lengang karena tidak banyak orang dan kendaraan yang melintas," ujar dia.
Dubes Octavino mengatakan pelayanan bagi WNI tetap diberikan. KBRI dengan Posko Aju yang berada dekat bandara internasional di Teheran hingga saat ini membantu pengurusan dokumen (keimigrasian dan dokumen kesehatan) dan pendampingan bagi WNI yang akan kembali ke Indonesia.
Bagi WNI yang masih tetap di Iran, pelayanan seperti perpanjangan paspor, legalisasi dokumen tetap dilakukan. Mereka dapat datang ke KBRI dengan pemberitahuan sebelumnya atau jika mereka tidak dapat ke Teheran, seluruh dokumen dapat disampaikan melalui pos.
Virus corona baru, COVID-19, membunuh satu orang setiap 10 menit di Iran, kata kementerian kesehatan, Kamis (19/3), berdasarkan laporan Reuters.
Sementara jumlah total kematian di negara itu naik menjadi 1.284.
"Berdasarkan informasi kami, setiap 10 menit satu orang meninggal karena virus corona dan setiap satu jam sekitar 50 orang tertular virus tersebut di Iran," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur, di Twitter.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi mengatakan jumlah pengidap COVID-19 di Republik Islam itu sudah mencapai 18.407 orang.
Pemerintah telah memerintahkan agar sekolah-sekolah dan universitas ditutup serta acara olahraga, kebudayaan dan agama dilarang digelar. Iran juga telah menutup empat tempat suci Syiah.
Baca juga: Sanksi AS memaksa Iran menjadi "mandiri"
Baca juga: Artikel - Peran perempuan Iran di era globalisme dan multilateralisme
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020