Bupati Lamongan Fadeli mengimbau para pedagang pecel lele di perantauan di berbagai daerah tidak mudik Lebaran untuk tahun ini sebagai upaya pencegahan semakin meluasnya COVID-19.
"Pedagang pecel lele, khususnya di Jakarta, hampir 80 persen adalah warga Lamongan," ujarnya usai menggelar rapat koordinasi dengan Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu.
Baca juga: "Kalau sayang orang tua, sayang saudara, jangan mudik," kata Menag Fachrul
Selain berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL) pecel lele, warga Lamongan di berbagai daerah juga menjual soto ayam, sari laut dan tahu campur.
Bupati Fadeli mengimbau kepada semua masyarakat Lamongan yang berada di perantauan untuk tidak perlu pulang, baik sekarang atau saat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Kalau masih nekat, nanti malah repot sendiri," ucap orang nomor satu di Pemkab Lamongan tersebut.
Baca juga: MUI minta umat utamakan keselamatan nyawa ketimbang mudik
Bupati dua periode itu juga mengatakan bahwa omzet PKL asal Lamongan di Jakarta saat ini mengalami penurunan akibat merebaknya COVID-19 di Ibu Kota tersebut.
Menyiasatinya, kata dia, para pedagang pecel lele sekarang berjualan melalui daring dan diharapkan perekonomiannya semakin membaik.
Kendati prihatin dengan kondisi saat ini, namun ia yakin masyarakat Lamongan memiliki komitmen dan mendengar imbauannya.
Hal sama disampaikan Ketua Asosiasi Penjual Sate Madura, Maksum, yang menyebut pedagang sate Madura di Tanah Air tidak ada yang mudik Lebaran.
"Tradisi mudik warga Madura itu Hari Raya Idul Adha. Semoga sebelum Idul Adha COVID-19 sudah tidak ada," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengakui penjual pecel lele dan sate Madura asal Jatim sangat banyak di Jakarta sehingga diimbau tidak mudik dulu karena khawatir meluasnya COVID-19.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pedagang pecel lele dan sate Madura untuk mengimbau agar tahun ini tidak mudik ke daerah asal dulu," tutur Khofifah.
Baca juga: Program mudik gratis dibatalkan Dishub Kota Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pedagang pecel lele, khususnya di Jakarta, hampir 80 persen adalah warga Lamongan," ujarnya usai menggelar rapat koordinasi dengan Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu.
Baca juga: "Kalau sayang orang tua, sayang saudara, jangan mudik," kata Menag Fachrul
Selain berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL) pecel lele, warga Lamongan di berbagai daerah juga menjual soto ayam, sari laut dan tahu campur.
Bupati Fadeli mengimbau kepada semua masyarakat Lamongan yang berada di perantauan untuk tidak perlu pulang, baik sekarang atau saat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Kalau masih nekat, nanti malah repot sendiri," ucap orang nomor satu di Pemkab Lamongan tersebut.
Baca juga: MUI minta umat utamakan keselamatan nyawa ketimbang mudik
Bupati dua periode itu juga mengatakan bahwa omzet PKL asal Lamongan di Jakarta saat ini mengalami penurunan akibat merebaknya COVID-19 di Ibu Kota tersebut.
Menyiasatinya, kata dia, para pedagang pecel lele sekarang berjualan melalui daring dan diharapkan perekonomiannya semakin membaik.
Kendati prihatin dengan kondisi saat ini, namun ia yakin masyarakat Lamongan memiliki komitmen dan mendengar imbauannya.
Hal sama disampaikan Ketua Asosiasi Penjual Sate Madura, Maksum, yang menyebut pedagang sate Madura di Tanah Air tidak ada yang mudik Lebaran.
"Tradisi mudik warga Madura itu Hari Raya Idul Adha. Semoga sebelum Idul Adha COVID-19 sudah tidak ada," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengakui penjual pecel lele dan sate Madura asal Jatim sangat banyak di Jakarta sehingga diimbau tidak mudik dulu karena khawatir meluasnya COVID-19.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pedagang pecel lele dan sate Madura untuk mengimbau agar tahun ini tidak mudik ke daerah asal dulu," tutur Khofifah.
Baca juga: Program mudik gratis dibatalkan Dishub Kota Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020