Sebuah kedai kopi dan rumah sangrai bernama Shoot Me In The Head Coffee Bar & Roastery di Jalan Kemuning 16, Kota Bandung, Jawa Barat, yang baru dibuka pada Sabtu, menyajikan inovasi minuman kopi kekinian yakni Coffee Mocktail.
Di kedai kopi yang mengusunh konsep interior pop culture dan industrial ini, biji kopi asal Ethiopia disajikan dalam suguhan mocktail bernama Hello Sunshine.
Hello Sunshine adalah sajian minuman coffee mocktail kental dengan rasa floral dan fruity yang disajikan dalam gelas champagne saucer glass.
Tampilan bagian atas coffee mocktail ini berbuih atau busa dan diatasnya ditambahkan sehelai bunga berwarna merah untuk mewakili rasa kopi tersebut.
Minuman non alkohol ini disajikan dengan presentasi yang menarik dan harga yang sangat terjangkau yakni Rp 36 ribu per gelasnya.
Co-Founder Shoot Me In The Head, Cindy Herlin Marta memprediksi sajian coffee mocktail ini akan menjadi tren menggantikan kopi kekinian seperti kopi susu gula aren dengan boba.
"Kita memprediksi coffee cocktail ini akan menjadi the next kopi kekinian. Ini bakal jadi pintu masuk ke sana," kata Cindy.
Menurut dia, di sejumlah negara lain coffee mocktail ini banyak disajikan di kedai kopi.
"Sebenarnya coffee mocktail ini lahir dari kompetisi barista dan setelah itu di luar sana (negara lain) mulai menyajikan ini di kedai kopinya," kata dia.
Hello Sunshine, adalah satu dari tujuh menu andalan Shoot Me In The Head cabang Bandung.
Menu andalan lainnya di kedai kopi ini ialah Johny Be Goode yang terisnpirasi dari karakter kopi Indonesia yang manis, high body, dan spices.
Kemudian offee Sour yang terinspirasi dari menu cocktail klasik "whisky sour" yang bahan utamanya disubsitusi menggunakan kopi dari Indonesia.
Sebelumnya Shoot Me In The Head telah membuka dua kedai dan rumah sangrai di Jakarta dan Shoot Me In The Head yang hari ini resmi dibuka di Kota Bandung, Jawa Barat merupakan cabang pertamanya di luar Jakarta.
Cindy mengatakan ada beberapa alasan mengapa pihaknya memilih Kota Bandung sebagai cabang pertamanya di luar Jakarta yaitu pertumbuhan konsumsi kopi di kota Bandung cukup tinggi dalam beberapa tahun belakangan ini yang juga diinisiasi oleh anak muda dan dikenal memiliki banyak komunitas.
Perkembangan kultur kopi sendiri sangat dipengaruhi oleh community based.
"Hal tersebutlah yang dimanfaatkan sebagai peluang oleh kami," kata dia.
Tak hanya menawarkan kopi, perpaduan desain street culture yang dikombinasikan dengan berbagai macam ikon khas tengkorak mereka juga diaplikasikan diaplikasikan pada merchandise yang dapat ditemukan langsung di outlet terbaru mereka, seperti t-shirt, enamel pin, scarf, jaket, totebag, sticker, tumblr, korek dan lain-lain.
Sementara itu, Co-Founder dan Chief Design Officer Shoot Me In The Head Rendy Anugrah Mahesa mengatakan banyak sekali angle yang dapat diangkat dalam kultur meminum kopi saat ini salah satunya dengan pendekatan seni gambar.
"Dari awal kami berdiri pendekatan kami selalu lebih dekat dengan cara-cara yang dilakukan band indie. Dimana kami menggunakan pendekatan dengan cara yang organik namun sustainable. Kami sangat terbuka untuk berkreasi melalui berbagai media untuk menarik sebanyak mungkin orang untuk mencintai kopi," kata dia.
Menggabungkan tema industrial dan pop culture pada interiornya, pengunjung dapat menikmati kopi sambil melihat langsung cara pembuatan kopi dari barnya yang dibuat terbuka atau sekedar berkumpul sambil menikmati suasana Mota Bandung di beranda belakang yang terasa sangat "homey" dengan sajian makanan mereka yang juga bercita rasa tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Di kedai kopi yang mengusunh konsep interior pop culture dan industrial ini, biji kopi asal Ethiopia disajikan dalam suguhan mocktail bernama Hello Sunshine.
Hello Sunshine adalah sajian minuman coffee mocktail kental dengan rasa floral dan fruity yang disajikan dalam gelas champagne saucer glass.
Tampilan bagian atas coffee mocktail ini berbuih atau busa dan diatasnya ditambahkan sehelai bunga berwarna merah untuk mewakili rasa kopi tersebut.
Minuman non alkohol ini disajikan dengan presentasi yang menarik dan harga yang sangat terjangkau yakni Rp 36 ribu per gelasnya.
Co-Founder Shoot Me In The Head, Cindy Herlin Marta memprediksi sajian coffee mocktail ini akan menjadi tren menggantikan kopi kekinian seperti kopi susu gula aren dengan boba.
"Kita memprediksi coffee cocktail ini akan menjadi the next kopi kekinian. Ini bakal jadi pintu masuk ke sana," kata Cindy.
Menurut dia, di sejumlah negara lain coffee mocktail ini banyak disajikan di kedai kopi.
"Sebenarnya coffee mocktail ini lahir dari kompetisi barista dan setelah itu di luar sana (negara lain) mulai menyajikan ini di kedai kopinya," kata dia.
Hello Sunshine, adalah satu dari tujuh menu andalan Shoot Me In The Head cabang Bandung.
Menu andalan lainnya di kedai kopi ini ialah Johny Be Goode yang terisnpirasi dari karakter kopi Indonesia yang manis, high body, dan spices.
Kemudian offee Sour yang terinspirasi dari menu cocktail klasik "whisky sour" yang bahan utamanya disubsitusi menggunakan kopi dari Indonesia.
Sebelumnya Shoot Me In The Head telah membuka dua kedai dan rumah sangrai di Jakarta dan Shoot Me In The Head yang hari ini resmi dibuka di Kota Bandung, Jawa Barat merupakan cabang pertamanya di luar Jakarta.
Cindy mengatakan ada beberapa alasan mengapa pihaknya memilih Kota Bandung sebagai cabang pertamanya di luar Jakarta yaitu pertumbuhan konsumsi kopi di kota Bandung cukup tinggi dalam beberapa tahun belakangan ini yang juga diinisiasi oleh anak muda dan dikenal memiliki banyak komunitas.
Perkembangan kultur kopi sendiri sangat dipengaruhi oleh community based.
"Hal tersebutlah yang dimanfaatkan sebagai peluang oleh kami," kata dia.
Tak hanya menawarkan kopi, perpaduan desain street culture yang dikombinasikan dengan berbagai macam ikon khas tengkorak mereka juga diaplikasikan diaplikasikan pada merchandise yang dapat ditemukan langsung di outlet terbaru mereka, seperti t-shirt, enamel pin, scarf, jaket, totebag, sticker, tumblr, korek dan lain-lain.
Sementara itu, Co-Founder dan Chief Design Officer Shoot Me In The Head Rendy Anugrah Mahesa mengatakan banyak sekali angle yang dapat diangkat dalam kultur meminum kopi saat ini salah satunya dengan pendekatan seni gambar.
"Dari awal kami berdiri pendekatan kami selalu lebih dekat dengan cara-cara yang dilakukan band indie. Dimana kami menggunakan pendekatan dengan cara yang organik namun sustainable. Kami sangat terbuka untuk berkreasi melalui berbagai media untuk menarik sebanyak mungkin orang untuk mencintai kopi," kata dia.
Menggabungkan tema industrial dan pop culture pada interiornya, pengunjung dapat menikmati kopi sambil melihat langsung cara pembuatan kopi dari barnya yang dibuat terbuka atau sekedar berkumpul sambil menikmati suasana Mota Bandung di beranda belakang yang terasa sangat "homey" dengan sajian makanan mereka yang juga bercita rasa tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020