Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil meminta seluruh kabupaten/kota segera membentuk COVID-19 Crisis Center seiring yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Selasa.
Hal ini, kata dia, sebagai upaya pemerintah dalam rangka memusatkan koordinasi dan informasi terkait Novel Corona Virus (Infeksi 2019-nCoV) atau yang disebut juga sebagai COVID-19.
“Hari ini kita membuat Jabar COVID-19 Crisis Center di Command Center yang ada di gedung sebelah (masih Gedung Sate) dan ini harus dilakukan oleh seluruh kabupaten/kota di Jabar,” kata Kang Emil saat memimpin Rapat Lintas Sektoral Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Tingkat Provinsi Jabar di Aula Barat Gedung Sate.
“Tadi malam Kota Depok sudah membuat crisis center, maka 26 (kabupaten/kota) sisanya harus memiliki yang sama fungsinya semua informasi hanya datang dari crisis center. Jangan ada pejabat yang meminta hal-hal yang bukan kepada crisis center. Pusat keluarnya pernyataan (terkait COVID-19) harus dari institusi crisis center,” lanjutnya.
Crisis Center ini akan diketuai langsung oleh Gubernur Jabar dengan Ketua Harian Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar dan Sekretaris oleh Kepala Dinas Kesehatan Jabar. Sementara anggotanya adalah Wakil Gubernur Jabar, Ketua DPRD Jabar, Pangdam III/Siliwangi, Kepala Kepolisian Daerah Jabar, Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, termasuk tokoh atau elemen masyarakat dan media.
“Dan pola (keanggotaan crisis center) yang sama harus dilakukan di 27 kabupaten/kota,” katanya
Selain itu, Kang Emil pun mengatakan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar sudah menetapkan kondisi Siaga 1 COVID-19 di Jabar.
Untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan penangananCOVID-19, Pemda Provinsi Jabar akan membeli alat-alat kesehatan yang dibutuhkan khususnya untuk fasilitas ruang isolasi bagi rumah sakit yang menjadi rujukan.
“Kami akan mengambil keputusan yang kadang-kadang tidak selalu prosedural, kalau dilama-lama prosedurnya orang keburu terpapar nantinya,” ujar Kang Emil.
“Dan salah satunya kita akan membeli alat-alat kesehatan untuk deteksi COVID-19 karena selama ini kami harus merujuk ke (pemerintah) pusat dan lama. Sementara menggunakan (alat) yang ada, tapi Jawa Barat akan berinisiatif. Kita merujuk ke Korea Selatan yang oleh WHO dianggap sebagai negara yang penanganan COVID-19-nya yang paling baik,” katanya.
Kang Emil juga meminta RSUD di seluruh Jabar siap dengan ruang isolasi dan ia juga meminta dinas kesehatan pemda mengecek kesiapannya.
“Saya minta minimal RSUD sudah siap, artinya sudah ada ruang isolasi. Di 27 kabupaten/kota cek ada ngga di RSUD-nya ruang isolasi. Kondisikan kalau ada RSUD yang belum punya ruang isolasi,” katanya.
COVID-19 mulai merebak di Indonesia setelah dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit virus yang mulai mewabah dari Kota Wuhan, Tiongkok tersebut.
Kasus pertama COVID-19 di Indonesia ini pun langsung diumumkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Jakarta, Senin (2/3).
Kang Emil menjelaskan, bahwa kedua warga tersebut terjangkitCOVID-19 bukan di Kota Depok tapi di Jakarta. Update terakhir yang dua orang itu yang diumumkan Presiden itu terpaparnya di Jakarta bukan di Depok.
Untuk pencegahan, Kang Emil meminta masyarakat tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, warga juga diminta proaktif melaporkan diri atau apabila melihat warga lainnya mengalami gejala Covid-19, yakni demam di atas 38 derajat, flu, batuk, dan sesak napas dalam waktu bersamaan.
“Karena virus itu (Covid-19) tidak bisa bersemayam di orang yang sehat. Makanya kalau fisiknya kuat jauh dari keterpaparan,” kata Kang Emil.
Kang Emil juga meminta para Ketua RT dan RW proaktif mengingatkan warganya.
“Situasi saat ini jangan disepelekan, segera periksakan diri atau tetangganya yang mempunyai gejala batuk, demam, sesak napas dalam waktu bersamaan, sehingga proaktif kita membuat kita lebih baik,” kata dia.
Hotline COVID-19 Dinas Kesehatan Provinsi Jabar: 0811-2093-306 dan Emergency Kesehatan: 119.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat: Warga sehat tak perlu pakai masker
Baca juga: Jawa Barat bentuk crisis centre COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Hal ini, kata dia, sebagai upaya pemerintah dalam rangka memusatkan koordinasi dan informasi terkait Novel Corona Virus (Infeksi 2019-nCoV) atau yang disebut juga sebagai COVID-19.
“Hari ini kita membuat Jabar COVID-19 Crisis Center di Command Center yang ada di gedung sebelah (masih Gedung Sate) dan ini harus dilakukan oleh seluruh kabupaten/kota di Jabar,” kata Kang Emil saat memimpin Rapat Lintas Sektoral Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Tingkat Provinsi Jabar di Aula Barat Gedung Sate.
“Tadi malam Kota Depok sudah membuat crisis center, maka 26 (kabupaten/kota) sisanya harus memiliki yang sama fungsinya semua informasi hanya datang dari crisis center. Jangan ada pejabat yang meminta hal-hal yang bukan kepada crisis center. Pusat keluarnya pernyataan (terkait COVID-19) harus dari institusi crisis center,” lanjutnya.
Crisis Center ini akan diketuai langsung oleh Gubernur Jabar dengan Ketua Harian Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar dan Sekretaris oleh Kepala Dinas Kesehatan Jabar. Sementara anggotanya adalah Wakil Gubernur Jabar, Ketua DPRD Jabar, Pangdam III/Siliwangi, Kepala Kepolisian Daerah Jabar, Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, termasuk tokoh atau elemen masyarakat dan media.
“Dan pola (keanggotaan crisis center) yang sama harus dilakukan di 27 kabupaten/kota,” katanya
Selain itu, Kang Emil pun mengatakan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar sudah menetapkan kondisi Siaga 1 COVID-19 di Jabar.
Untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan penangananCOVID-19, Pemda Provinsi Jabar akan membeli alat-alat kesehatan yang dibutuhkan khususnya untuk fasilitas ruang isolasi bagi rumah sakit yang menjadi rujukan.
“Kami akan mengambil keputusan yang kadang-kadang tidak selalu prosedural, kalau dilama-lama prosedurnya orang keburu terpapar nantinya,” ujar Kang Emil.
“Dan salah satunya kita akan membeli alat-alat kesehatan untuk deteksi COVID-19 karena selama ini kami harus merujuk ke (pemerintah) pusat dan lama. Sementara menggunakan (alat) yang ada, tapi Jawa Barat akan berinisiatif. Kita merujuk ke Korea Selatan yang oleh WHO dianggap sebagai negara yang penanganan COVID-19-nya yang paling baik,” katanya.
Kang Emil juga meminta RSUD di seluruh Jabar siap dengan ruang isolasi dan ia juga meminta dinas kesehatan pemda mengecek kesiapannya.
“Saya minta minimal RSUD sudah siap, artinya sudah ada ruang isolasi. Di 27 kabupaten/kota cek ada ngga di RSUD-nya ruang isolasi. Kondisikan kalau ada RSUD yang belum punya ruang isolasi,” katanya.
COVID-19 mulai merebak di Indonesia setelah dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit virus yang mulai mewabah dari Kota Wuhan, Tiongkok tersebut.
Kasus pertama COVID-19 di Indonesia ini pun langsung diumumkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Jakarta, Senin (2/3).
Kang Emil menjelaskan, bahwa kedua warga tersebut terjangkitCOVID-19 bukan di Kota Depok tapi di Jakarta. Update terakhir yang dua orang itu yang diumumkan Presiden itu terpaparnya di Jakarta bukan di Depok.
Untuk pencegahan, Kang Emil meminta masyarakat tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, warga juga diminta proaktif melaporkan diri atau apabila melihat warga lainnya mengalami gejala Covid-19, yakni demam di atas 38 derajat, flu, batuk, dan sesak napas dalam waktu bersamaan.
“Karena virus itu (Covid-19) tidak bisa bersemayam di orang yang sehat. Makanya kalau fisiknya kuat jauh dari keterpaparan,” kata Kang Emil.
Kang Emil juga meminta para Ketua RT dan RW proaktif mengingatkan warganya.
“Situasi saat ini jangan disepelekan, segera periksakan diri atau tetangganya yang mempunyai gejala batuk, demam, sesak napas dalam waktu bersamaan, sehingga proaktif kita membuat kita lebih baik,” kata dia.
Hotline COVID-19 Dinas Kesehatan Provinsi Jabar: 0811-2093-306 dan Emergency Kesehatan: 119.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat: Warga sehat tak perlu pakai masker
Baca juga: Jawa Barat bentuk crisis centre COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020