Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil optimistis Provinsi Jabar akan menjadi tujuan utama investasi pengusaha Uni Emirat Arab (UEA) sehingga pihaknya menyakini realisasi investasi UEA ke Indonesia khususnya Jabar semakin besar kedepannya.
Optimisme itu muncul dalam lawatan dinas mendampingi Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan ke Abu Dhabi, UEA.
Gubernur Emil dalam siaran persnya, Senin, menuturkan pihaknya memanfaatkan momentum bisnis ini dengan menarik investasi di sektor energi, industri, pertanian, properti, dan pariwisata ke Jawa Barat.
Menurutnya Jawa Barat sebagai salah satu pusat manufaktur dan pariwisata di Indonesia, memiliki potensi besar untuk menarik investor.
Untuk itu, Pemerintah Pusat Bersama Pemprov Jabar secara proaktif menjemput investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan khususnya di Jawa Barat.
"Karena Jawa Barat kan kuncinya ada dua, manufacturing dan pariwisata. Dua itulah keunggulan kami di mana ada potensi pengembangan pariwisata kita kejar, di mana ada pengembangan manufacturing juga kita kejar, dua-duanya hadir," katanya.
Menurutnya dalam pembicaraan di Abu Dhabi investor lebih banyak membicarakan dan tertarik membahas dua potensi besar itu.
"Dua-duanya terbukti pembicaraannya (di Abu Dhabi) tentang itu dan sebagian besar lokasinya ada di Jawa Barat," kata Emil.
Di tempat yang sama, Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan proses negosiasi investasi UEA ke Indonesia telah berlangsung selama enam bulan.
Pertemuan hari ini merupakan pertemuan lanjutan untuk finalisasi draft kesepakatan yang menurut rencana akan ditandatangani di hadapan Presiden RI Joko Widodo pada saat kunjungan kerjanya ke Abu Dhabi pada 13 Januari 2020 nanti.
"Ini too good to be true, karena setelah enam bulan kita kerjakan, ternyata hasilnya berjalan dengan baik. Misalnya dengan ADNOC, Mubadala, dan Pertamina, progresnya sangat baik. Baik itu progress di Balongan, di Balikpapan, itu semua kelihatannya menghasilkan. Kita berharap beberapa proyek itu akan ditandatangan tanggal 13 Januari 2020 disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Crown Prince Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi,” katanya.
Menko Luhut juga memastikan pihaknya meminta agar investor UEA bisa menambah rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung khususnya di Jawa Barat.
Sebelumnya, perusahaan pengembang energi terbarukan asal UEA, Masdar, mendapat hak istimewa untuk mengerjakan proyek PLTS terapung alias floating PV power plant di Waduk Cirata, Purwakarta.
“Jadi yang di tempatnya Pak Ridwan Kamil, Pak Gubernur itu yang 145 MW berupa floating energy itu saya kira sudah jalan. Ya ndak terlalu besar. Tapi tadi oleh pak Gubernur diminta lagi untuk dibuat di danau Saguling, Jatigede, dan Jatiluhur, jadi bisa ratusan mega watt. Tapi bukan jumlah saja. Itu membuktikan bahwa Indonesia itu sangat pro pada green energy,” tambah Luhut.
Baca juga: Luhut di UEA bertemu Putra Mahkota dan beragam perusahaan
Baca juga: Ridwan Kamil dampingi Luhut Panjaitan tawarkan investasi ke UEA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Optimisme itu muncul dalam lawatan dinas mendampingi Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan ke Abu Dhabi, UEA.
Gubernur Emil dalam siaran persnya, Senin, menuturkan pihaknya memanfaatkan momentum bisnis ini dengan menarik investasi di sektor energi, industri, pertanian, properti, dan pariwisata ke Jawa Barat.
Menurutnya Jawa Barat sebagai salah satu pusat manufaktur dan pariwisata di Indonesia, memiliki potensi besar untuk menarik investor.
Untuk itu, Pemerintah Pusat Bersama Pemprov Jabar secara proaktif menjemput investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan khususnya di Jawa Barat.
"Karena Jawa Barat kan kuncinya ada dua, manufacturing dan pariwisata. Dua itulah keunggulan kami di mana ada potensi pengembangan pariwisata kita kejar, di mana ada pengembangan manufacturing juga kita kejar, dua-duanya hadir," katanya.
Menurutnya dalam pembicaraan di Abu Dhabi investor lebih banyak membicarakan dan tertarik membahas dua potensi besar itu.
"Dua-duanya terbukti pembicaraannya (di Abu Dhabi) tentang itu dan sebagian besar lokasinya ada di Jawa Barat," kata Emil.
Di tempat yang sama, Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan proses negosiasi investasi UEA ke Indonesia telah berlangsung selama enam bulan.
Pertemuan hari ini merupakan pertemuan lanjutan untuk finalisasi draft kesepakatan yang menurut rencana akan ditandatangani di hadapan Presiden RI Joko Widodo pada saat kunjungan kerjanya ke Abu Dhabi pada 13 Januari 2020 nanti.
"Ini too good to be true, karena setelah enam bulan kita kerjakan, ternyata hasilnya berjalan dengan baik. Misalnya dengan ADNOC, Mubadala, dan Pertamina, progresnya sangat baik. Baik itu progress di Balongan, di Balikpapan, itu semua kelihatannya menghasilkan. Kita berharap beberapa proyek itu akan ditandatangan tanggal 13 Januari 2020 disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Crown Prince Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi,” katanya.
Menko Luhut juga memastikan pihaknya meminta agar investor UEA bisa menambah rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung khususnya di Jawa Barat.
Sebelumnya, perusahaan pengembang energi terbarukan asal UEA, Masdar, mendapat hak istimewa untuk mengerjakan proyek PLTS terapung alias floating PV power plant di Waduk Cirata, Purwakarta.
“Jadi yang di tempatnya Pak Ridwan Kamil, Pak Gubernur itu yang 145 MW berupa floating energy itu saya kira sudah jalan. Ya ndak terlalu besar. Tapi tadi oleh pak Gubernur diminta lagi untuk dibuat di danau Saguling, Jatigede, dan Jatiluhur, jadi bisa ratusan mega watt. Tapi bukan jumlah saja. Itu membuktikan bahwa Indonesia itu sangat pro pada green energy,” tambah Luhut.
Baca juga: Luhut di UEA bertemu Putra Mahkota dan beragam perusahaan
Baca juga: Ridwan Kamil dampingi Luhut Panjaitan tawarkan investasi ke UEA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019