Bupati Bandung, Dadang M Naser berencana untuk membuat peraturan bupati (Perbup) mengenai pola tanam menyusul peristiwa banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Kertasari pada Jumat (6/12).
Menurutnya, bencana banjir bandang tersebut terjadi diakibatkan alih fungsi lahan dengan pola tanam yang salah, sehingga wilayah perbukitan di wilayah itu tidak mampu menahan air hujan yang cukup deras.
“Kami akan lahirkan Perbup tentang pola tanam. Untuk yang menanam di lahan PT Perhutani dan PTPN tanpa sabuk gunung atau menanam tanpa berwawasan lingkungan, akan kita cabut hak garapnya melalui Perbup tersebut,” kata Dadang di Kabupaten Bandung, Senin.
Menurut dia, banyak lahan garapan masyarakat di kemiringan bukit yang tidak memiliki sabuk gunung (lahan pencegah erosi). Selain itu, sabuk gunung tersebut perlu juga ditanami oleh tumbuhan yang kuat.
"Misalnya kaliandra, rumput gajah, odot, kopi dan tanaman keras lainnya. Saya mengerti, petani sayur menebang pohon yang tinggi karena takut kekurangan cahaya matahari untuk tanamannya. Makanya tanaman kerasnya bisa dipendekkan, kopi bisa dibonsai hingga tingginya hanya 1-2 meter,” kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pihak Pemerintah Kabupaten Bandung akan melancarkan kordinasi dengan Satgas Citarum Harum dalam rangka upaya sosialisasi pola tanam yang baik kepada masyarakat. Dengan demikian, hal tersebut diharapkan dapat menjadi antisipasi bencana.
“Terutama kepada mereka yang menggarap lahan di ketinggian, baik di wilayah utara maupun selatan Kabupaten Bandung. Bersama satgas kita terus sosialisasikan secara utuh, memang untuk sabuk gunung ada biaya tambahan, tapi itulah kearifan bertani dengan wawasan lingkungan,” kata dia.
Sebelumnya, Banjir bandang terjadi di Jalan Kampung Cirawa, Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung sekira pukul 17.30 WIB, Jumat (6/12).
Kejadian tersebut menyebabkan jalan warga diselimuti oleh lumpur setebal 30 Cm. Selain itu beberapa banjir bandang tersebut menyebabkan lumpur masuk ke sejumlah rumah warga.
Baca juga: Akses jalan raya terputus akibat banjir di Banjaran Bandung
Baca juga: Air PDAM Kota Bandung keruh akibat banjir bandang di Sungai Cikalong
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Menurutnya, bencana banjir bandang tersebut terjadi diakibatkan alih fungsi lahan dengan pola tanam yang salah, sehingga wilayah perbukitan di wilayah itu tidak mampu menahan air hujan yang cukup deras.
“Kami akan lahirkan Perbup tentang pola tanam. Untuk yang menanam di lahan PT Perhutani dan PTPN tanpa sabuk gunung atau menanam tanpa berwawasan lingkungan, akan kita cabut hak garapnya melalui Perbup tersebut,” kata Dadang di Kabupaten Bandung, Senin.
Menurut dia, banyak lahan garapan masyarakat di kemiringan bukit yang tidak memiliki sabuk gunung (lahan pencegah erosi). Selain itu, sabuk gunung tersebut perlu juga ditanami oleh tumbuhan yang kuat.
"Misalnya kaliandra, rumput gajah, odot, kopi dan tanaman keras lainnya. Saya mengerti, petani sayur menebang pohon yang tinggi karena takut kekurangan cahaya matahari untuk tanamannya. Makanya tanaman kerasnya bisa dipendekkan, kopi bisa dibonsai hingga tingginya hanya 1-2 meter,” kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pihak Pemerintah Kabupaten Bandung akan melancarkan kordinasi dengan Satgas Citarum Harum dalam rangka upaya sosialisasi pola tanam yang baik kepada masyarakat. Dengan demikian, hal tersebut diharapkan dapat menjadi antisipasi bencana.
“Terutama kepada mereka yang menggarap lahan di ketinggian, baik di wilayah utara maupun selatan Kabupaten Bandung. Bersama satgas kita terus sosialisasikan secara utuh, memang untuk sabuk gunung ada biaya tambahan, tapi itulah kearifan bertani dengan wawasan lingkungan,” kata dia.
Sebelumnya, Banjir bandang terjadi di Jalan Kampung Cirawa, Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung sekira pukul 17.30 WIB, Jumat (6/12).
Kejadian tersebut menyebabkan jalan warga diselimuti oleh lumpur setebal 30 Cm. Selain itu beberapa banjir bandang tersebut menyebabkan lumpur masuk ke sejumlah rumah warga.
Baca juga: Akses jalan raya terputus akibat banjir di Banjaran Bandung
Baca juga: Air PDAM Kota Bandung keruh akibat banjir bandang di Sungai Cikalong
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019