Presiden Joko Widodo menginginkan ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur (Kaltim) agar dibangun dengan konsep smart metropolis.
“Pemerintah akan membangun kota yang smart metropolis. Saya hanya bayangkan, di sana nanti ada klaster pemerintahan, ada klaster teknologi dan inovasi seperti Silicon Valley, ada klaster pendidikan, universitas terbaik ada di sana, klaster layanan kesehatan dan klaster wisata,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara Peresmian Pembukaan Konstruksi Indonesia 2019 di JI Expo Kemayoran, Rabu.
Dengan begitu, kata dia, ibu kota baru mampu menjawab kualitas hidup para penghuninya menjadi kota dinamis, harga terjangkau, dan kota yang menggembirakan dengan masyarakatnya yang majemuk.
Namun ia menekankan ibu kota negara bukan hanya kota pemerintahan tetapi juga kota bisnis yang bebas emisi atau industri yang bebas emisi yang mempekerjakan orang kelas dunia.
“Google global talent akan ada di sana. Diaspora kita akan pulang dan menarik orang hebat dunia untuk tinggal di sini. Hal ini akan terjadi jika kota ini menyediakan lapangan kerja yang berkelas,” katanya.
Ibu kota negara, kata Jokowi, juga akan dibangun dengan menyediakan suasana dan pelayanan yang berkualitas kelas dunia.
“Minimal pelayanan pendidikan dan kesehatan kelas dunia. Pada saat ini saya minta bantuan bapak ibu, rancangan kota yang ideal seperti apa. Kota yang sangat sehat dan ramah lingkungan. Kota yang hidup menyenangkan dan ramah. Kota yang compact dan humanis, pelayanan publik yang lengkap dan berkualitas,” kata Presiden Jokowi di hadapan hadirin.
Kepala Negara ingin membangun kota yang bisa menjadi contoh untuk menjawab permasalahan dunia.
“Ibu kota negara ini adalah hadiahnya Indonesia untuk dunia, mimpinya memang harus tinggi,” katanya.
Pemerintah telah menetapkan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi lokasi ibu kota baru.
Bappenas memperkirakan pemindahan ibu kota tersebut membutuhkan dana sebesar Rp466 trilliun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan manusia yang bertalenta serta berdaya saing tinggi dengan berkolaborasi dengan talenta dunia.
Rencana induk pembangunan ibu kota baru ditargetkan akan rampung pada akhir 2020. Sementara itu untuk konstruksi fisik, pemerintah menargetkan bisa selesai pada 2024.
Baca juga: Menteri Basuki: Sayembara desain ibu kota negara belajar dari Kazakhstan
Baca juga: Luhut: Dana abadi yang dibentuk Indonesia-UEA bisa untuk bangun ibu kota baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
“Pemerintah akan membangun kota yang smart metropolis. Saya hanya bayangkan, di sana nanti ada klaster pemerintahan, ada klaster teknologi dan inovasi seperti Silicon Valley, ada klaster pendidikan, universitas terbaik ada di sana, klaster layanan kesehatan dan klaster wisata,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara Peresmian Pembukaan Konstruksi Indonesia 2019 di JI Expo Kemayoran, Rabu.
Dengan begitu, kata dia, ibu kota baru mampu menjawab kualitas hidup para penghuninya menjadi kota dinamis, harga terjangkau, dan kota yang menggembirakan dengan masyarakatnya yang majemuk.
Namun ia menekankan ibu kota negara bukan hanya kota pemerintahan tetapi juga kota bisnis yang bebas emisi atau industri yang bebas emisi yang mempekerjakan orang kelas dunia.
“Google global talent akan ada di sana. Diaspora kita akan pulang dan menarik orang hebat dunia untuk tinggal di sini. Hal ini akan terjadi jika kota ini menyediakan lapangan kerja yang berkelas,” katanya.
Ibu kota negara, kata Jokowi, juga akan dibangun dengan menyediakan suasana dan pelayanan yang berkualitas kelas dunia.
“Minimal pelayanan pendidikan dan kesehatan kelas dunia. Pada saat ini saya minta bantuan bapak ibu, rancangan kota yang ideal seperti apa. Kota yang sangat sehat dan ramah lingkungan. Kota yang hidup menyenangkan dan ramah. Kota yang compact dan humanis, pelayanan publik yang lengkap dan berkualitas,” kata Presiden Jokowi di hadapan hadirin.
Kepala Negara ingin membangun kota yang bisa menjadi contoh untuk menjawab permasalahan dunia.
“Ibu kota negara ini adalah hadiahnya Indonesia untuk dunia, mimpinya memang harus tinggi,” katanya.
Pemerintah telah menetapkan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi lokasi ibu kota baru.
Bappenas memperkirakan pemindahan ibu kota tersebut membutuhkan dana sebesar Rp466 trilliun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan manusia yang bertalenta serta berdaya saing tinggi dengan berkolaborasi dengan talenta dunia.
Rencana induk pembangunan ibu kota baru ditargetkan akan rampung pada akhir 2020. Sementara itu untuk konstruksi fisik, pemerintah menargetkan bisa selesai pada 2024.
Baca juga: Menteri Basuki: Sayembara desain ibu kota negara belajar dari Kazakhstan
Baca juga: Luhut: Dana abadi yang dibentuk Indonesia-UEA bisa untuk bangun ibu kota baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019