Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, dari 36 terduga teroris yang ditangkap selama sepekan terakhir, hampir 90 persen berbaiat kepada ISIS secara daring atau online.

"Oleh karena itu saya menyebutnya adalah fenomena baru," kata Irjen Iqbal di Jakarta, Rabu malam.

Kelompok ini melakukan interaksi lewat media sosial serta aplikasi pesan WhatsApp dan Telegram.

"Mereka berkomunikasi, berinteraksi, melakukan diskusi tentang ideologi mereka," katanya.

Iqbal menduga jumlah kelompok ini banyak dan berpencar. "Mereka belajar merakit bom melalui online, otomatis borderless, karena itu mereka ada di mana-mana dan jumlahnya kami duga tidak sedikit," papar dia.

Ada sebanyak 36 orang terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror dalam rentang waktu 10-16 Oktober 2019.

"Ada 36 orang totalnya. Densus 88 terus berpencar dan mengejar semua tersangka," katanya.

Penangkapan dilakukan menyusul terjadinya insiden penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten.

Puluhan orang yang diamankan itu juga termasuk dua polisi wanita (polwan) yang terindikasi terpapar paham radikalisme.

"(Adanya polwan terpapar radikal) Polri introspeksi ke dalam," katanya.

Ia menyebut segala strategi masif dilakukan Polri untuk menangkap dan sekaligus menghentikan rencana aksi teror kelompok ini.

Baca juga: Densus 88 kembali tangkap tersangka teroris di Bekasi

Baca juga: Densus 88 kembali tangkap seorang terduga teroris di Kota Cirebon

Baca juga: Densus tangkap 26 tersangka teroris selama 10-15 Oktober, terbanyak di Jabar

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019