Sejumlah ulama menyesalkan proses deklarasi politik yang dipimpin Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi yang mengambil sumpah pengurus Golkar Jabar untuk mendukung Airlangga Hartarto sebagai Ketum Partai Golkar 2019-2024, dengan menggunakan kitab suci Al-Quran sebagai medium janjinya.

"Kami menilai hal ini perlu disikapi agar tidak jadi presenden buruk bagi yg lain. Kami tidak lihat sisi politis. Kami tidak ada kepentingan," kata salah seorang perwakilan ulama Harto, di Bandung, Senin.

Sebagai bentuk kritik atas sikap Dedi Mulyadi tersebut, hari ini, Hasto mendatangi Mapolda Jabar untuk melaporkan peristiwa tersebut dan dirinya mengklaim, kedatangannya ke Mapolda Jabar telah didukung 14 ormas islam yang ada di Jawa Barat. 

"Jadi ada beberapa ormas islam melapor ke Polda Jabar. Hal ini bukan masalah kaitan penistaan agama tapi ada hal salah dalam penerapan kaitan kemarin lebih ke penyalahgunaan," ujar Harto.

Akan tetapi, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Polda Jabar karena dirinya mengakui memang tidak ada unsur pidana didalamnya hanya saja secara etika menurutnya tidak etis ketika Al-Quran dijadikan medium sumpah untuk kepentingan politik.

"Kami kembalikan ke berwenang dan kami ikuti saja prosedur hukum yang berlaku," kata dia.

Sebelumnya, beredar video pengambilan sumpah yang dilakukan Dedi Mulyadi terhadap Ketua DPD Partai Golkar  tingkat kabupaten/kota di Jawa Barat. 

Mereka diambil sumpahnya agar memilih Airlangga Hartarto untuk menjadi ketua umum pada Musyawarah Nasional Partai Golkar yang akan digelar akhir tahun ini.

Dalam deklarasi yang dibacakan di Purwakarta, Jawa Barat, pada 31 Agustus 2019 itu, Dedi Mulyadi meminta para DPD Golkar di Jawa Barat untuk siap dilaknat bila mana mengkhianati deklarasi dukungan pada Airlangga.




 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019