Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil saat meninjau sejumlah titik di Waduk Jatiluhur, Minggu, memastikan bahwa objek wisata di Kabupaten Purwakarta ini akam direvitalisasi pada 2019.
Gubernur Emil mengatakan, penataan Waduk Jatiluhur merupakan komitmen dalam mewujudkan Jabar sebagai provinsi pariwisata dan harapannya wajah Waduk Jatiluhur yang baru bisa menarik lebih banyak wisatawan dan menjadi objek wisata baru.
"Ke depan Jatiluhur akan ramai dan penuh kegiatan positif. Jabar provinsi pariwisata ini komitmen saya, kita akan tata ulang dan penambahan wisata baru di beberapa titik," ujar Emil.
Yang istimewa dari rencana revitalisasi itu, lanjut Emil, adalah pembangunan masjid terapung di tengah waduk yang didesain langsung olehnya.
Wisatawan pun mendapat opsi baru untuk beribadah di tengah waduk dengan lebih dulu menggunakan perahu.
"Sehingga orang kalau mau sembahyang ada dua pilihan, bisa di darat atau di air menggunakan perahu dulu," tambah Emil.
Pun di kawasan Pamundingan yang masih berada di area Waduk Jatiluhur, akan dibangun hotel dengan konsep terapung.
Gubernur Emil menjelaskan, hotel tersebut akan berdiri di atas pelampung besar mengikuti kondisi permukaan air yang sudah dijamin keamanannya.
"Hotelnya yang khas Jatiluhur jadi tidak berada di darat, tapi di air pakai pelampung. Pada saat permukaan air naik di sekitar bulan Januari sampai Mei, dia (hotel) ikut naik. Pada saat air menyusut atau musim kemarau, juga ikut turun. Tidak ada masalah, (juga) dengan akses 20 menit dari area masuk," tutur Emil.
Selain itu, lapak pedagang juga akan dipindahkan ke kawasan yang lebih baik. Relokasi pedagang ini dipastikan tidak akan merugikan pedagang melainkan bertujuan untuk meningkatkan penghasilan para pedagang.
Penataan Waduk Jatiluhur tahap satu untuk sementara akan menggunakan lahan milik Perum Jasa Tirta (PJT) II. Saat ini proyek penataan seluruh kawasan menjejak proses Detail Engineering Design (DED) dengan perkiraan anggaran sebesar Rp20 hingga 30 miliar tiap titik. Penataan kawasan juga telah disepakati bersama pihak pengelola Waduk Jatiluhur.
"Sementara tahap satu kita pakai lahan PJT II. Dananya sudah disiapkan dan pembangunan dimulai tahun ini," kata Emil.
"Ini bagian dari pengembangan sehingga semua akan mendapatkan kebaikan kawasan tertata, warga jadi pekerja dan beraktivitas ekonomi, kemudian PAD Purwakarta juga bisa meningkat," ujarnya.
Baca juga: Empat BUMN gelar kegiatan sosial dan olahraga kawasan wisata Jatiluhur
Baca juga: Ridwan Kamil: Kolam jaring apung di Waduk Jatiluhur akan ditata
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Gubernur Emil mengatakan, penataan Waduk Jatiluhur merupakan komitmen dalam mewujudkan Jabar sebagai provinsi pariwisata dan harapannya wajah Waduk Jatiluhur yang baru bisa menarik lebih banyak wisatawan dan menjadi objek wisata baru.
"Ke depan Jatiluhur akan ramai dan penuh kegiatan positif. Jabar provinsi pariwisata ini komitmen saya, kita akan tata ulang dan penambahan wisata baru di beberapa titik," ujar Emil.
Yang istimewa dari rencana revitalisasi itu, lanjut Emil, adalah pembangunan masjid terapung di tengah waduk yang didesain langsung olehnya.
Wisatawan pun mendapat opsi baru untuk beribadah di tengah waduk dengan lebih dulu menggunakan perahu.
"Sehingga orang kalau mau sembahyang ada dua pilihan, bisa di darat atau di air menggunakan perahu dulu," tambah Emil.
Pun di kawasan Pamundingan yang masih berada di area Waduk Jatiluhur, akan dibangun hotel dengan konsep terapung.
Gubernur Emil menjelaskan, hotel tersebut akan berdiri di atas pelampung besar mengikuti kondisi permukaan air yang sudah dijamin keamanannya.
"Hotelnya yang khas Jatiluhur jadi tidak berada di darat, tapi di air pakai pelampung. Pada saat permukaan air naik di sekitar bulan Januari sampai Mei, dia (hotel) ikut naik. Pada saat air menyusut atau musim kemarau, juga ikut turun. Tidak ada masalah, (juga) dengan akses 20 menit dari area masuk," tutur Emil.
Selain itu, lapak pedagang juga akan dipindahkan ke kawasan yang lebih baik. Relokasi pedagang ini dipastikan tidak akan merugikan pedagang melainkan bertujuan untuk meningkatkan penghasilan para pedagang.
Penataan Waduk Jatiluhur tahap satu untuk sementara akan menggunakan lahan milik Perum Jasa Tirta (PJT) II. Saat ini proyek penataan seluruh kawasan menjejak proses Detail Engineering Design (DED) dengan perkiraan anggaran sebesar Rp20 hingga 30 miliar tiap titik. Penataan kawasan juga telah disepakati bersama pihak pengelola Waduk Jatiluhur.
"Sementara tahap satu kita pakai lahan PJT II. Dananya sudah disiapkan dan pembangunan dimulai tahun ini," kata Emil.
"Ini bagian dari pengembangan sehingga semua akan mendapatkan kebaikan kawasan tertata, warga jadi pekerja dan beraktivitas ekonomi, kemudian PAD Purwakarta juga bisa meningkat," ujarnya.
Baca juga: Empat BUMN gelar kegiatan sosial dan olahraga kawasan wisata Jatiluhur
Baca juga: Ridwan Kamil: Kolam jaring apung di Waduk Jatiluhur akan ditata
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019