Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri, Siswo Pramono mengatakan tidak ada yang menganggap remeh Indonesia di persaingan global, bahkan Cina menganggap Indonesia sebagai kompetitornya.

"Perusahaan BUMN menang tender di Bangladesh terhadap Cina dan India, 500 gerbong kita suplai ke mereka. Ini membuat Cina pun menjadikan Indonesia sebagai kompetitornya," ujar Siswo dalam diskusi 'Indonesia menanggapi Mega Proyek One Belt One Road' di Jakarta, Rabu.

Cina sebelumnya sangat gencar dalam membangun jalur sutera modern atau Belt and Road Initiative (BRI). Pengembangan jalur sutera modern ini melibatkan sekitar 60 negara, yang tersebar di Asia, Eropa, hingga Afrika. Proyek yang ditawarkan dalam program BRI ini salah satunya terkait infrastruktur dan kelistrikan.

Siswo mengatakan Indonesia sudah ditanyakan akan mengambil langkah apa terkait BRI ini karena Cina sudah menyebar kerja sama juga di sejumlah negara.

"Cina dan Perancis itu bekerja sama membangun pelabuhan terbesar di Kenya, itu nanti akan tim saya lihat. Itu berdua Perancis sama Cina. Kemudian Jepang dan Cina bekerja sama membangun Smart City di Thailand. Nah mereka sempat tanya, bisa nggak bekerja sama dengan Indonesia," ujar Siswo.

Siswo mengatakan Indonesia tidak hanya dalam posisi bertahan melainkan telah ikut menjadi bagian dalam perdagangan itu. Menurut Siswo, Indonesia juga bisa memilih akan bekerja sama dengan siapa.

"Indonesia cukup besar untuk bisa masuk dalam persaingan global," kata Siswo.

Baca juga: MPR: Bangsa Indonesia dapat hadapi kompetisi internasional
Baca juga: Presiden Jokowi tegaskan kompetisi global jadi tantangan Indonesia
Baca juga: Peneliti harus kompetitif menangkan persaingan global


 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019