Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menilai masalah pemadaman listrik massal yang terjadi beberapa waktu lalu perlu dijadikan peringatan atau warning bagi semua pihak.

"Menurut saya ini menjadi warning bagi kita semua bahwa sistem pengamanan terhadap listrik ini harus kita perhatikan secara serius," ujar Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo di Jakarta, Selasa.

Wahyu menjelaskan bahwa ketergantungan kita terhadap listrik sangat besar, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun sistem transportasi, mengingat tenaga listrik diyakini mampu menekan polusi.

Kemenko Perekonomian akan meninjau kembali bersama PLN untuk memastikan pasokan listrik jangan sampai mengalami pemadaman massal lagi untuk ke depannya.


Pada Minggu (4/8) pukul 11.45 aliran listrik berhenti di wilayah Jabodetabek karena adanya gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.

Pemadaman yang berlangsung sekitar rata-rata 15 jam itu praktis menyebabkan lumpuhnya aktivitas masyarakat, termasuk moda transportasi yang sangat bergantung kepada aliran listrik, seperti Kereta Rel Listrik (KRL) dan Moda Raya Terpadu (MRT).

Sejumlah perjalanan KRL sempat terganggu dan para penumpang MRT juga harus dievakuasi karena moda yang turut terhambat operasionalnya itu.

Untuk MRT sendiri, setidaknya terdapat empat rangkaian kereta yang di evakuasi dan berada pada lintas, Bendungan Hilir - Istora, Istora - Bendungan Hilir, Lebak Bulus – Fatmawati dan Fatmawati -Lebak Bulus.

Selain itu, perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta juga terganggu yang disebabkan pemadaman listrik di area Jabodetabek, akibatnya para penumpang harus mencari alternatif moda lain.

Baca juga: LinkAja pastikan data nasabah tetap aman saat pemadaman listrik massal

Baca juga: Grab terima keluhan mitra pengemudi akibat pemadaman listrik massal

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019