Indramayu (ANTARA) - Seorang guru SMPN 2 Lelea, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalami luka memar dan robek di bagian hidung setelah dianiaya wartawan gadungan pada Jumat (2/8).

Kasus ini sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian setempat.

"Saya dianggap mempersulit dan berbelit saat pelaku akan bertemu tata usaha (TU)," kata korban penganiayaan yang merupakan seorang guru SMPN 2 Lelea Indramayu, 
Suwigya di Indramayu, Senin.

Suwigya mengatakan pada saat kejadian pelaku datang bersama temannya dan masuk ke ruangan guru. Pada saat itu dia sedang beristirahat setelah mengajar di kelas.

Pelaku kemudian menanyakan keberadaan TU, tapi dia mengatakan bahwa kepala sekolah sedang ada di luar. Korban mengira pelaku akan mencari keberadaan kepala sekolah.

"Saya panggil tata usaha dan disuruh masuk ke ruangan. Tamu itu menghampiri saya dan sambil menunjuk ke saya karena dianggap mempersulit dan berbelit," ujarnya.

Baca juga: Polisi tangkap empat wartawan gadungan terkait pemerasan
Baca juga: Tiga oknum mengaku wartawan ditangkap
Baca juga: Dua "wartawan" pelaku pemerasan ditangkap


Suwigya mengakui bahwa pelaku terus menghardiknya dengan beragam tingkah laku dan tangan pelaku tidak pernah lepas dari kepalanya.

Dia menceritakan bahwa pelaku menyuruhnya untuk mengajar. Suwigya menuruti saja apa yang dikatakan pelaku meskipun pada saat itu tidak ada jam pelajaran bagi dirinya.

"Akan tetapi saat saya mau pakai sepatu, sepatu ditendang dan yang satunya dilemparkan, kemudian akhirnya saya ditonjok sampai terduduk," katanya.

Kemudian setelah dipukul, korban terus melanjutkan memakai sepatu. Namun ternyata ada darah yang menetes dari hidungnya.

"Saya langsung bangkit dan meminta bantuan sesama guru, tapi wartawan gadungan itu keburu pergi," katanya.

Baca juga: Aparat Polres Tulangbbawang tangkap sembilan wartawan gadungan
Baca juga: Wartawan gadungan diganjar tujuh tahun penjara di China utara
Baca juga: Wartawan Gadungan Nyaris Tewas Dihakimi Massa


Dewan Pengawas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ribaldi Candra mengatakan, pihaknya akan terus mengawal kasus kekerasan terhadap guru yang dilakukan oleh wartawan gadungan. Kasus ini sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian.

"Sesuai amanat karena ini menyangkut kehormatan guru, maka saya akan mendampingi ke Polres Indramayu. Dewan Pendidikan sangat memprihatinkan terjadinya penganiayaan terhadap guru," katanya.
 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019