Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta menyebutkan peredaran Narkoba yang melibatkan jaringan mahasiswa di kampus bukan merupakan modus baru karena perguruan tinggi kerap menjadi sasaran pengedar barang haram tersebut.

"Sebenarnya kalau baru banget juga tidak, karena sebelumnya juga sempat ada berita juga. Tapi namanya juga kejahatan, setiap saat terus meningkat, berubah dan ada trennya," kata Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP DKI Jakarta dr Wahyu Wulandari di Jakarta, Selasa.

Wahyu menuturkan BNNP DKI Jakarta akan mengintensifkan kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan urine sebagai deteksi dini dalam mencegah dan memberantas narkoba khususnya di kalangan kampus.

Baca juga: BNNP DKI minta kampus proaktif ikut berantas narkoba

Baca juga: BNN pantau lima universitas tempat edarkan narkoba

Baca juga: Ayu Pratiwi: Peredaran Narkoba di Kampus Seperti Gunung Es


Ia juga meminta kampus untuk terbuka dan mau mengajukan diri untuk dilaksanakan tes urine baik menyasar mahasiswa hingga pengajar.

"Ada juga kampus menutup diri. Kami kesulitan di sana. Jika dia membuka diri, mandiri dan ikut aktif berperan serta, kami malah terbantu dan ini masalah bersama," ucapnya.

Sebelumnya, polisi menangkap lima orang pengedar ganja jaringan kampus, dua di antaranya berinisial TW dan PHS yang merupakan mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Timur.

Mereka bahkan menggunakan kampusnya untuk bertransaksi Narkoba dengan barang bukti ganja yang disita seberat 12 kilogram.

Pada 25 Juni 2019, polisi dan BNN juga menemukan tiga orang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan yang positif mengonsumsi narkoba setelah melalui tes urine.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019