Denpasar (ANTARA News) - Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) menetapkan sedikitnya 175 lokasi pelabuhan perikanan sebagai basis program revitalisasi perikanan hingga tahun 2009. Program revitalisasi tersebut menitikberatkan tiga komoditas utama, yakni tuna, rumput laut dan udang, kata Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi DKP, Dr. Soen'an Hadi Poernomo, M.Ed, Selasa. Ia mengatakan, prioritas ketiga matadagangan tersebut didasarkan atas ketersediaan sumberdaya dan nilai ekonomi, dengan harapan dapat memacu tumbuhnya pusat ekonomi baru berbasiskan keunggulan kelautan dan perikanan daerah. Laporan pencatatan pendaratan tuna pada 18 pelabuhan perikanan di Indonesia, antara lain di PPN Sibolga, PPN Ambon dan PPN Pengambengan, yang menyebutkan rata-rata ikan tuna yang didaratkan mayoritas berkualitas I. Upaya pendataan ikan tuna tersebut dalam rangka perbaikan stastistik guna memenuhi kewajiban pengiriman data ke "Indian Ocean Tuna Commission (IOTC)". Hasil pendataan itu selanjutnya digunakan untuk melengkapi pelaporan data ke "Western and Central Pacifik Fisheries Commission (WCPFC)". Soen`an menambahkan, seiring diterbitkannya Permen No.5 Tahun 2008 tentang usaha perikanan tangkap sebagai pengganti Permen No.17 Tahun 2006, Indonesia berupaya memposisikan diri sebagai negara industri perikanan. Salah satu komoditi yang akan dikembangkan adalah tuna, mengingat posisinya sangat strategis dalam revitalisasi perikanan. Indonesia bertekad memaksimalkan pengelolaan tuna di perairan Nusantara, salah satu di antaranya jenis ikan tuna sirip biru (blue fin tuna) yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Untuk itu Indonesia berupaya meningkatkan status dari "observer" menjadi anggota "Commision for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT)". Setelah berjuang selama empat tahun, pada sidang tahunan IOTC ke 11 pada 13-18 Mei 2007 di Mauritius, Indonesia secara resmi diterima masuk anggota organisasi tersebut, ujar Soen`an yang sempat bertugas di Serang, Banten.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008