Banda Aceh (ANTARA) - Tim tuan rumah Persiraja Banda Aceh berhasil membungkam Persita Tangerang dengan skor tipis 1-0 dalam lanjutan kompetisi Liga 2 Wilayah Barat.

Bertanding di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Jumat malam, satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut ciptakan Defri Riski, gelandang Persiraja dari titik penalti di menit 57.

Dengan kemenangan itu, Persiraja memuncaki klasmen Liga 2 Wilayah Barat dengan 15 poin dari satu kali kalah dan lima kali menang. Kemudian disusul PSMS Medan dan Sriwijaya FC masing-masing 13 poin. Serta Persita berada di urutan empat dengan 12 poin.

Pertandingan tersebut sempat terhenti di pertengahan babak kedua karena penonton melempari pemain dengan botol plastik air mineral. Dalam pertandingan itu, wasit mengeluarkan satu kartu merah kepada Adittia Gigis Hermawan, gelandang Persita, karena melakukan pelanggaran keran.

Bermain di 45 menit pertama, kedua kesebelasan bermain dalam tempo sedang. Kedua tim lebih banyak bermain hati-hati karena lapangan licin diguyur gerimis.

Persita sempat mendapat peluang menciptakan gol beberapa menit setelah wasit meniup peluit dimulainya pertandingan. Namun, tendangan Qischil, penyerang Persita hanya beberapa jengkal di atas mistar gawang Fakhrurrazi, kiper Persiraja.

Tidak ingin kecolongan di hadapan ribuan pendukungnya, para pemain Persiraja mencoba menekan pertahanan Persita. Namun, Persiraja gagal menciptakan gol.

Sedikitnya, empat peluang emas untuk Persiraja tercipta di babak pertama. Namun gagal membuahkan gol karena ketatnya pertahanan Persita. Skor 0-0 bertahan hingga wasit Rihul Munandar dari Sumatera Barat meniup peluit panjang tanda berakhirnya babak pertama.

Di babak kedua, Persiraja sempat menekan pertahanan Persita. Namun, ketatnya pertahanan Persita yang dikomandoi Asep Budi, membuat serangan tuan rumah kandas di kaki lawan.

Persiraja akhirnya mendapat kesempatan membobol gawang Persita yang dikawal Annas Fitranto setelah wasit menunjuk titik putih. Hadiah penalti diberikan wasit setelah pemain belakang Persita mengganjal penyerang Persiraja di kotak terlarang.

Defri Riski yang menjadi algojo tidak menyiakan kesempatan. Tendangan keras pemain tengah Persiraja tersebut tidak mampu dibendung kiper Persita. Bola bersarang di sudut kiri gawang Annas Fitranto. Skor 1-0 untuk Persiraja.

Ketinggalan satu gol membuat anak-anak Tangerang berupaya menyamakan kedudukan. Namun ketatnya Luis Irsandi dan Andika di lini belakang Persiraja membuat serangan Persita kandas sebelum kotak penalti.

Petaka terjadi untuk Persita terjadi di menit 65. Pemain tengah Aditia Gigis Hermawan dikeluarkan wasit setelah melakukan pelanggaran keras. Pertandingan sempat terhenti beberapa menit karena penonton melempar botol plastik air mineral dalam lapangan.

Ketinggalan satu gol dan kehilangan seorang pemain tidak menyurutkan serangan anak-anak Persita. Bahkan, di menit akhir babak kedua, Persita sempat menekan pertahanan Persiraja.

Pemain sempat jauh bangun mempertahankan agar tidak kebobolan. Fakhrurrazi yang berdiri di bawah mistar gawang Persiraja berulang kali melakukan penyelamatan. Skor 1-0 untuk Persiraja bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.

Pelatih Persita Widodo CP mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit yang berat sebelah. Wasit terkesan memihak tim tuan rumah serta membiarkan pelanggaran yang dilakukan pemain Persiraja.

"Pertandingan menjadi tidak menarik karena kepemimpinan wasit yang buruk. Dan ini hal yang lumrah di sepak bola Indonesia. Bagaimana sepak bola Indonesia maju kalau seperti ini," ketus Widodo.

Sementara itu, Hendri Susilo, pelatih Persiraja, enggan mengomentari jalannya pertandingan kedua tim. Ia malah lebih mementingkan hasil tiga angka yang diraih Persiraja.

"Saya tidak mau mengomentari permainan tetapi yang penting hasilnya. Hasil pertandingan ini membuat tren kemenangan Persiraja terus berlanjut," pungkas Hendri Susilo.

Baca juga: Persiraja bertekad raih tiga poin jamu Persita

Baca juga: Persiraja targetkan Rp1 miliar dari penjualan jersey

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019