Yang paling penting Presiden tetap meminta kepada seluruh menteri bersungguh-sungguh di dalam menangani masalah neraca perdagangan ini...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar aktivitas ekspor terus digenjot mengingat nilai ekspor Indonesia turun pada Juni 2019 meskipun neraca perdagangan mengalami surplus.

"Yang paling penting Presiden tetap meminta kepada seluruh menteri bersungguh-sungguh di dalam menangani masalah neraca perdagangan ini, artinya ekspor harus terus digenjot," ujar Sri Mulyani, di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin.

Sri Mulyani mengatakan untuk itu perlu adanya dukungan dari kementerian dan lembaga melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.

Adapun mengenai dukungan yang diberikan oleh kementerian yang dipimpinnya, Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan akan banyak mengeluarkan kebijakan tentang perpajakan serta bea dan cukai.

"Serta peraturan lain yang mungkin mempengaruhi kinerja ekspor. Kami akan terus menerus bekerja sama dengan instansi lain di dalam mendukung ekspor dan menciptakan industri dalam negeri yang lebih kuat," ujar Sri Mulyani.

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data neraca perdagangan Juni 2019 mengalami surplus 0,2 miliar dolar AS atau tepatnya 196,0 juta dolar AS dengan total ekspor 11,78 miliar dolar AS dan total impor 11,58 miliar dolar AS.

"Nilai neraca perdagangan Indonesia Juni 2019 mengalami surplus 196,0 juta dolar AS yang disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar 1.162,8 juta dolar AS walaupun sektor migas defisit 966,8 juta dolar AS," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Senin.

Baca juga: Ekspor turun, namun neraca perdagangan Juni 2019 surplus

 

Pewarta: Fathur Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019