Jakarta (ANTARA) - Jumlah pasien di rumah sakit meningkat 20 persen pasca-Lebaran dari hari biasanya dengan penyakit yang mendominasi yakni diabetes (DM) dan hipertensi.

Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, dr Didid Winnetouw, MPH saat ditemui Rabu  mengatakan terjadi peningkatan jumlah pasien lima hari setelah Lebaran.

"Dari data base yang kami punya terlihat ada pergerakan jumlah pasien, ada peningkatan tajam dari tanggal 10 sampai 15 Juni," kata Didid.

Rata-rata jumlah pasien selama rentang lima hari tersebut mencapai 1.000 orang per hari. Jumlah pasien tertinggi pada tanggal 13 Juni, jumlahnya mencapai 1.356 orang.

Didid menyebutkan peningkatan jumlah pasien pasca-Lebaran tersebut kebanyakan rawat jalan sedangkan pasien rawat inap turun.

"Jenis penyakit yang mendominasi itu diabetes dan hipertensi, angka sekitar tiga sampai empat persen dari penyakit lainnya," kata Didid.

Baca juga: Penyakit gangguan pencernaan usai Lebaran di Jabar sekitar 5.000 kasus

Meningkatnya jumlah pasien pasca-Lebaran terjadi hampir setiap tahun. Menurut Guru Besar bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Prof Ahmad Sulaeman karena kebiasaan buruk pola makan yang tidak terkontrol.

Ia mengatakan jika saat puasa pola makan lebih terjaga, konsumsi garam dan gula lebih sedikit sehingga lebih sehat untuk tubuh.

Selain karena pola makan buruk, faktor lain seperti kelelahan akibat mudik juga menjadi penyebab kesehatan pasca-Lebaran jadi terganggu

"Jadi setelah Lebaran itu, sakitnya bukan cuma diabet saja, hipertensi dan gangguan pencernaan juga," kata Sulaeman.

Untuk menjaga kondisi kesehatan tetap sehat pasca-Lebaran, menurut Sulaeman dapat dilakukan dengan menjaga pola makan. Tidak berlebihan mengkonsumsi segala jenis makanan.

Memperbanyak buah dan sayur juga baik untuk menjaga gula darah dalam tubuh. Jenis buah dan sayur juga tidak harus mahal bisa pepaya, semangka, nanas, dan pisang.

"Untuk sayur juga enggak harus brokoli, tidak perlu mahal, makan sayuran yang biasa ditanam di rumah juga bisa," kata Sulaeman.

Agar lebih sehat Sulaeman menyarankan untuk mengkonsumsi makanan 'over proses' atau tidak pabrikan (bertepung) tapi konsumsilah makanan yang proses sedang seperti rebus-rebusan.

Ia mengatakan hasil penelitian baru-baru ini kebiasaan masyarakat Meranti mengkonsumsi sagu sangat baik buat kesehatan.

"Rata-rata masyarakat Meranti itu kadar gulanya rendah normal, tidak ada yang tinggi," kata Sulaeman.

Baca juga: RSUD Curup siap layani lonjakan pasien usai Lebaran
Baca juga: Praktisi : waspadai penyakit setelah Lebaran
Baca juga: Waspadai ancaman penyakit pasca-Lebaran

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019