Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah dipandang perlu melakukan penataan alur Sungai Paneki dengan membangun dinding untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir bandang, mulai dari hulu sungai di Desa Pombewe hingga ke hilir.

"Yang kami khawatirkan bila hujan mengguyur dengan intensitas tinggi dengan waktu lama, berjam, di bagian hulu sungai, maka air sungai akan banyak, dan berpotensi besar banjir," ucap salah satu Tokoh Pemuda Desa Lolu Kecamatan Biromaru, Kurniadin Lantjedi, Jumat.

Sungai Paneki melintas panjang dari arah timur Kecamatan Biromaru ke barat. Hilirnya berada di Sungai Palu. Artinya, Sungai Paneki melintasi beberapa desa dan kecamatan di Sigi, antara lain, Desa Pombewe, Desa Lolu, Desa Jono Oge, Desa Langaleso, dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Dolo.

Posisi sungai tersebut yang terletak di ketinggian, sementara desa-desa yang dilaluinya berada di dataran rendah. Kondisi ini cukup memberikan ancaman resiko bencana banjir bila terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi. "Kalau hujan deras dan air banyak dari sungai tersebut, maka salah satu yang berisiko yaitu jembatan yang menghubungkan Desa Lolu dan Pombewe," sebut Kurniadin.

Ia berharap pemerintah atau pihak yang bertanggung jawab terhadap sungai, agar rutin melakukan pemantauan Sungai Paneki mulai dari hulu hingga hilir.
Hal itu untuk memastikan bahwa, bila terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi, maka tidak akan ada bencana banjir dari sungai tersebut.

Pantauan Antara di lapangan, Jumat sore, hujan deras mengguyur sebagian besar Kecamatan Biromaru termasuk Desa Pombewe sebagai hulu dari Sungai Paneki.

Kondisi sungai, semakin hari makin melebar karena terjadinya pengikisan serta adanya kegiatan pengambilan material di sungai tersebut.
Namun, tidak ada dinding penahan terjadinya pengikisan (erosi) oleh air.

 
Sungai Paneki di Desa Pombewe Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. (Antaranews/Muhammad Hajiji)
 
Sungai Paneki di Desa Pombewe Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. (Antaranews/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019