Stockholm/Brussel (ANTARA) - Greta Thunberg, remaja asal Swedia, mendesak para politisi Eropa pada Jumat untuk fokus pada krisis iklim daripada "bertengkar", sementara anak-anak tidak masuk sekolah di seluruh dunia untuk mendukung tuntutan-tuntutan mereka bagi aksi mendesak mengatasi emisi karbon.

Thunberg, 16 tahun, mengatakan ancaman akibat  perubahan iklim terhadap kehidupan bermasyarakat seharusnya
menaungi setiap masalah kampanye lainnya dalam pemilihan-pemilihan parlemen di Uni Eropa pekan ini.

"Jikalau Uni Eropa memutuskan memerangi secara serius krisis iklim, hal itu akan berarti perubahan global yang menentukan. Dan pemilihan UE semestinya hanya mengenai ini. Tapi ini tidak," kata Thunberg kepada ribuan orang yang berkumpul di Alun-alun Kungstradgarden di distrik perbankan Stockholm.

Pada pukul 2200 GMT, lebih 1,8 juta orang di 2.350 kota di 125 negara berpartisipasi dalam pemogokan untuk tidak masuk sekolah pada Jumat, demikian gerakan Fridays for Future di halaman Facebook-nya. Kelompok itu merupakan jejaring para pengunjuk rasa muda yang memberikan perhatian pada iklim.

Sekitar 1,5 juta anak muda ikut serta dalam pemogokan global sebelumnya pada 15 Maret.

Di New York, ratusan anak-anak dan remaja berpawai dari Columbus Circle ke Times Square, meneriakkan dukungan bagi "Perjanjian Baru Hijau" yang diusulkan di Kongres yang menyerukan antara lain bagi 100 persen kebutuhan tenaga listrik di AS dipenuhi melalui sumber-sumber energi terbarukan dalam kurun 10 tahun.

Para pengunjuk rasa beraksi pura-pura "mati" di Times Square, terbujur di tanah selama 11 menit untuk mewakili para ilmuwan yang telah mengatakan suhu udara bumi akan naik jika emisi karbon tidak dipangkas secara substansial.

Perubahan iklim sudah menjadi agenda politik tahun ini, khususnya di kalangan anak-anak muda, para pemilih pertama yang takut mereka akan menanggung akibat dari pemanasan global. Mereka memberikan dukungan kepada calon-calon dari partai Hijau.

Tetapi banyak perdebatan dalam kampanye Eropa berfokus pada isu-isu seperti imigrasi dan penghematan. Thunberg telah muncul sebagai tokoh terkemuka dalam gerakan itu sejak ia pertama kali memprotes aksi iklim sendirian pada Agustus di luar parlemen Swedia. Ia dinominasikan meraih Hadiah Nobel Perdamaian. Fotonya menghiasi halaman muka majalah Time dan pergi ke berbagai bagian Eropa dengan kereta api untuk menegur tokoh-tokoh senior di pemerintahan dan industri.

Anak-anak, remaja dan orang-orang dewasa yang merasa tak berkuasa menghadapi krisis iklim berpawai dengan harapan mendesak para politisi dan pemimpin bissis memperhatikan peringatan-peringatan para ilmuwan.

"Kami menekan pemerintah-pemerintah dan inginkan mereka bertindak cepat sekarang" kata David Wicker, 14 tahun, yang ikut bergabung bersama sekitar 7.500 pemuda yang berunjuk rasa di Brussel.

Para pemuda yang tidak bersekolah pada Jumat untuk melakukan protes mendesak orang-orang dewasa memperhatikan seruan-seruan yang disampaikan para pegiat iklim untuk mengadakan pemogokan umum global pada 20 September.

Sumber: Reuters
Baca juga: Anak-anak tingkatkan seruan untuk perangi perubahan iklim
Baca juga: Siswa Selandia Baru tinggalkan kelas, lancarkan pemogokan global
​​​​​​​


Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019