Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta orang tua dan guru menyikapi perubahan sosial untuk mencegah perundungan kepada anak-anak.

"Karena pola interaksi sosial yang sudah berubah, sehingga orang tua, guru, masyarakat, juga bersama-sama merespon perubahan-perubahan yang ada, meluruskan hal yang tidak betul di lapangan, ini harus disikapi bersama-sama," kata Presiden usai menghadiri acara Silaturahmi Nasional Pemerintah Desa Se-Indonesia di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

Sebelumnya terjadi penganiayaan kepada siswi SMP berinisial Ad (14) dan menjadi korban penganiayaan dari 12 orang siswi SMA di Pontianak, Kalimantan Barat, yang menyebabkan kekerasan fisik.

Menurut Presiden, masalah perundungan berkaitan dengan pola interaksi sosial antar masyarakat yang berubah melalui media sosial.

Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap dampak negatif penggunaan media sosial.

Orang tua dirasa perlu untuk mengawasi anak-anak dalam menggunakan media sosial.

"Karena ada sebuah pergeseran, masa transisi, perubahan interaksi sosial antar masyarakat yang berubah karena keterbukaan media sosial," jelas Presiden.

Dia menambahkan masyarakat Indonesia turut berduka atas tragedi penganiayaan tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mendukung seluruh proses hukum dalam penanganan kasus tersebut sejalan dengan sistem peradilan pidana anak.

Penanganan anak sebagai pelaku kekerasan mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Baca juga: Pemerhati Anak: kasus Ad tanggung jawab bersama
Baca juga: Banyak etika yang dilanggar dalam kasus Ad
Baca juga: Menteri PPA : pelaku perundungan Ad tidak dapat dihukum mati

 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019